Kamis, 31 Desember 2015

Love Letter to my Prince

Good morning my lovely Prince.. just wanna say THANKYOU SO MUCH for every single thing that happened in my life this year.. 😊😉😘

ThankYOU for every pain, disappointing, and struggle that makes me stronger..

ThankYOU for every happiness, surprise, and miracle that make me realize that You are always there with me..

I'm so glad to know and to have such a wonderful Bestfriend, Brother, Lover, and God like You Jesus.. You always know how to touch my heart and make my heart smile..❤❤❤

I want to let go every pain and bad memories in 2015.. and i want to go forward with You again in 2016.. Let Your will be done in my life!

You are my Prince of peace and Lover of my soul.. i am TOTALLY YOURS!! Can't hardly wait to spend my next journey with YOU.. i love YOU! 😘❤💋

Your beloved,
Vinita

Rabu, 30 Desember 2015

YOSUA: Memilih Yang Benar

YOSUA: Memilih Yang Benar

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2015

Baca:  Yosua 24:14-28

"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"  Yosua 24:15b

Yosua masih berusia muda ketika keluar dari Mesir.  Ia adalah asisten pribadi Musa yang setia selama empat puluh tahun pengembaraan di padang gurun, dan termasuk dalam 12 orang yang ditugaskan Musa mengintai negeri Kanaan selama 40 hari  (baca  Bilangan 13).

Ia dan Kaleb adalah dua orang yang memberikan laporan hasil pengintaiannya secara positif.  Dari laporan tersebut terlihat bahwa Yosua adalah orang muda yang penuh iman.  Apapun iman itu timbul dari pendengaran firman  (baca  Roma 10:17).  Artinya iman di dalam diri Yosua terbentuk bukan secara kebetulan, atau terjadi secara instan, melainkan ada harga yang telah ia bayar yaitu melalui persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Karena memiliki hati yang takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sungguh ia pun dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa.  "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya."  (Ulangan 31:7).

Tuhan menghendaki kita pun membuat pilihan hidup yang benar seperti Yosua yaitu beribadah kepada Tuhan.  Definisi ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bukan sekedar melakukan kegiatan atau aktivitas gerejawi.  "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Ibadah sejati adalah hidup yang dipersembahkan kepada Allah.  "...kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."  (Roma 12:1).  Hidup yang dipersembahkan berarti:  di mana pun, kapan pun dan dalam situasi apa pun kita mau tunduk sepenuhnya dalam pimpinan Roh Tuhan;  yang kudus berarti kita mau dipisahkan dan dikhususkan untuk Tuhan.

Seseorang beribadah kepada Tuhan apabila hidup dalam ketaatan dan tidak berkompromi dengan dosa.

Kamis, 10 Desember 2015

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN?

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN? (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2015

Baca:  1 Petrus 5:1-11

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."  1 Petrus 5:2

Domba-domba yang tidak digembalakan kemungkinan besar tersesat dan hilang seperti bangsa Israel di zaman nabi Yeremia.  "Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya."  (Yeremia 50:6).  Daud juga mengalami hal serupa:  "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan."  (Mazmur 119:176).

Seperti domba yang tersesat dan tidak mempunyai gembala adalah gambaran kehidupan kita sebelum percaya kepada Kristus dan diselamatkan.  Kita hidup jauh dari kasih Kristus, berjalan menurut kehendak sendiri dan menyimpang dari kebenaran.  "...dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu."  (1 Petrus 2:25).  Mengingat domba yang tersesat rentan ancaman dan bahaya, maka mereka sangat membutuhkan kehadiran gembala.  Sebagaimana rasul Petrus mendapatkan mandat dari Tuhan untuk menggembalakan domba-domba, maka tugas ini pun menjadi tanggung jawab semua orang percaya tanpa terkecuali.  Pertanyaannya:  siapa saja kawanan domba yang harus digembalakan?  Pertama adalah gereja inti yaitu keluarga kita.  Suami, selaku kepala rumah tangga, bertanggung jawab penuh menggembalakan seluruh anggota keluarga  (isteri dan anak-anak).  Keluarga adalah domba-domba yang Tuhan percayakan kepada kita.  Karena itu suami harus mengasihi isteri dan anak-anaknya, mampu membimbing, menuntun serta membawa seluruh keluarganya untuk lebih mengasihi Tuhan dan bertumbuh di dalam iman melalui teladan hidup yang ia tunjukkan sehari-hari.  Menggembalakan berarti bertanggung jawab memelihara, memenuhi kebutuhan termasuk juga mendisiplinkan mereka.

Yang seringkali terjadi ada di antara kita yang tampak sibuk melayani domba-domba yang ada di luar sementara anggota keluarga sendiri diabaikan dan diterlantarkan.  (Bersambung)

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN? (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2015

Baca: Mazmur 78:70-72

"Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." Mazmur 78:72

Sebelum menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar Daud harus melewati proses ujian kesetiaan dalam perkara-perkara kecil trlebih dahulu. Misal ia harus menggembalakan kawanan domba milik ayahnya yang jumlahnya hanya 2-3 ekor banyaknya. Meski demikian Daud dengan setia dan penuh ketulusan mengerjakan tugas itu tanpa ada persungutan, omelan ataupun keluh kesah, sampai akhirnya Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya seperti yang ditulis oleh Asaf: "dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri." (Mazmur 78:70-71). Tuhan memilih Daud karena integritasnya sudah teruji sebagai gembala sehingga akhirnya ia layak memimpin umat Israel. Tuhan mencari orang-orang yang setia dan tulus hati, yang bersedia untuk menggembalakan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya.

Selain menggembalakan keluarga, Tuhan juga mengutus kita menggembalakan orang-orang terdekat:  kerabat, saudara seiman, sahabat, teman sekolah, teman kerja dan juga tetangga di lingkungan kita.  Karena itu, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita harus bisa menjadi berkat atau menjadi  'garam dan terang' bagi dunia ini. Jika ada saudara kita yang terjatuh, kita yang kuat harus siap menopangnya. "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;" (Ibrani 12:12).

Di masa-masa seperti sekarang ini ujian dan tantangan semakin besar, bisa berupa masalah, penderitaan, kesesakan, termasuk juga pengaruh tipu daya dunia ini (keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup), sehingga banyak anak Tuhan mengalami kejatuhan yang tadinya setia beribadah dan bersemangat melayani Tuhan sekarang kecewa, marah, mengalami kepahitan dan sebagainya karena mengalami masalah; mereka menjadi suam-suam kuku dan akhirnya terbawa oleh arus dunia ini. Apakah kita akan diam saja dan tidak berbuat sesuatu untuk menolong mereka?

Tuhan menghendaki kita memiliki hati gembala: memperhatikan dan menuntun mereka supaya kembali ke jalan Tuhan, sehingga tidak tersesat dan terhilang.

MENGGEMBALAKAN DOMBA-DOMBA

MENGGEMBALAKAN DOMBA-DOMBA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2015

Baca:  Yohanes 21:15-19

"Kata Yesus kepadanya: 'Gembalakanlah domba-domba-Ku.'"  Yohanes 21:15

Petrus, dikenal sebagai murid yang sangat dekat dan dikasihi Tuhan Yesus, tapi pernah gagal dalam pengiringannya kepada Tuhan karena telah menyangkal Tuhan sebanyak 3x.  Bahkan, peristiwa Petrus menyangkal Tuhan Yesus tercatat dalam ke-4 kitab Injil:  Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.  Penyangkalan yang dilakukan Petrus ini bisa disamakan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot.  Yang membedakan:  Petrus segera menyadari kesalahannya dan bertobat, sementara Yudas Iskariot tidak, sampai akhirnya ia harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis yaitu bunuh diri.

     Setelah sadar akan kesalahannya karena telah menyangkal-Nya sebanyak tiga kali, Tuhan Yesus pun menguji kesungguhan kasih Petrus.  Di tempat yang sama yaitu di tepi Danau Galilea, tempat Tuhan Yesus memanggil Petrus untuk menjadi murid-Nya saat sedang menebarkan jalanya,  "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."  (Matius 4:19), di situlah Tuhan Yesus kembali mengingatkan dan mempertanyakan seberapa besar kasih dan komitmen Petrus, sampai-sampai Tuhan mengulang pertanyaannya sebanyak tiga kali:  "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."  Setelah mendengar jawaban Petrus, untuk ketiga kalinya pula Tuhan berkata kepada Petrus,  "Gembalakanlah domba-domba-Ku."  Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan sudah mengampuni dan tidak lagi mengingat-ingat kesalahan Petrus di masa lalu.  Seperti kata pemazmur,  "sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."  (Mazmur 103:12).

     Suatu anugerah yang luar biasa jika Petrus beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu, dan kembali beroleh kepercayaan untuk melayani dan mengabdikan hidupnya bagi pekerjaan Tuhan.  Karena itu  "...Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."  (Matius 16:18).

Setiap orang percaya yang mengaku diri mengasihi Tuhan memiliki tugas dan tanggung jawab menggembalakan kawanan domba.

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2015

Baca: Yehezkiel 34:1-31

"Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH." Yehezkiel 34:31

Domba adalah jenis mamalia yang pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternak atau peliharaan oleh manusia. Karena sudah diternakkan domba tidak lagi hidup di alam liar, sehingga kelangsungan hidupnya sangat tergantung sepenuhnya kepada manusia. Beberapa ciri domba: memiliki pandangan yang baik, pendengaran yang baik, indera penciuman juga baik, peka terhadap kebisingan, tidak suka berada di daerah yang gelap, memiliki naluri kuat untuk hidup berkelompok, tidak bertanduk. Berbeda sekali dengan kebiasaan hidup kambing yang suka sekali jalan sendiri-sendiri  (individualistis), dan memiliki tanduk.

Di zaman sekarang ini dunia dipenuhi orang-orang yang maunya hanya didengar alias suka bicara (tidak mau menjadi pendengar yang baik), sulit sekali menerima pendapat, nasihat, apalagi teguran dari orang lain. Bahkan ketika mendengar firman yang keras dari hamba Tuhan mereka mudah sekali tersinggung, kecewa dan marah. Oleh karena itu Yakobus memperingatkan,  "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;" (Yakobus 1:19).

Sebagai domba-domba-Nya kita dituntut memiliki pandangan yang baik, sebab "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Mengapa kita harus memfungsikan 'mata' kita dengan baik? Karena apa yang kita pandang dan lihat memiliki pengaruh besar terhadap pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Begitu juga kita harus memiliki pendengaran yang baik, yaitu peka terhadap suara gembala kita. "...mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala." (Yohanes 10:16).  Bagaimana caranya? Dengan menyediakan banyak waktu bersekutu dengan Tuhan dan mendengar suara-Nya. "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4b). Semakin kita banyak mendengar firman Tuhan langkah hidup kita pun akan semakin terarah dan berkenan pada Tuhan. (Bersambung)

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2015

Baca: Yesaya 40:1-11

"Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati." Yesaya 40:11

Salah satu ciri domba adalah tidak suka berada di tempat gelap.  Sebagai domba-domba Tuhan kita telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (baca  1 Petrus 2:9). Karena itu kita harus hidup sebagai "...anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,...Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu." (Efesus 5:8b, 11).

Berbeda dengan kambing yang memiliki tanduk, domba tidak memiliki tanduk. Tanduk adalah cula dua yang tumbuh di kepala  (pada lembu, kerbau, kambing dan sebagainya). Ini berbicara tentang karakter. Tidak bertanduk menggambarkan karakter yang lemah lembut dan tidak mudah terpancing emosi. Dalam menyelesaikan masalah kita harus berkepala dingin dan  'tanduk'  kita tidak mudah keluar. Domba juga hidup berkelompok. Sebagai makhluk sosial kita pun tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain. Oleh karena itu  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Galatia 6:2), "...dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:3-4).

Salah satu tanda utama bahwa kita kawanan domba Tuhan adalah kita mengenal dan mendengarkan suara-Nya. "...Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku"  (Yohanes 10:14). Tuhan berkata, "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran."  (Hosea 6:6).

Jika kita rindu dituntun oleh Tuhan Yesus, Gembala yang baik, kita harus memiliki pengenalan yang benar akan Dia melalui persekutuan yang karib.  "Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku..." Yesaya 52:6

Senin, 07 Desember 2015

BUAH ROH



Bertentangan dengan perbuatan tabiat berdosa adalah gaya hidup tulus ikhlas yang disebut "buah Roh". Gaya hidup ini dihasilkan dalam anak-anak Allah sewaktu mereka mengizinkan Roh menuntun dan mempengaruhi hidup mereka sedemikian sehingga mereka membinasakan kuasa dosa, khususnya perbuatan tabiat berdosa, dan hidup dalam persekutuan dengan Allah

8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh , memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.


Kol 3:12-15


Galatia 5:22-23
Buah Roh meliputi:
  1. "Kasih" yaitu, memperhatikan dan mencari yang terbaik bagi orang lain tanpa alasan pamrih
  2. "Sukacita" yaitu, perasaan senang yang berlandaskan kasih, kasih karunia, berkat, janji, dan kehadiran Allah yang dimiliki orang yang percaya pada Kristus
  3. "Damai sejahtera" yaitu, ketenangan hati dan pikiran yang berlandaskan pengetahuan bahwa semua beres di antara orang percaya dengan Bapanya di sorga
  4. "Kesabaran" yaitu, ketabahan, panjang sabar, tidak mudah marah atau putus asa
  5. "Kemurahan" yaitu, tidak mau menyakiti orang lain atau menyebabkan penderitaan
  6. "Kebaikan" yaitu, bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci kejahatan; dapat terungkap dalam perbuatan baik atau dalam menegur dan memperbaiki kejahatan
  7. "Kesetiaan" yaitu, kesetiaan yang teguh dan kokoh terhadap orang yang telah dipersatukan dengan kita oleh janji, komitmen, sifat layak dipercayai dan kejujuran 
  8. "Kelemahlembutan" yaitu, pengekangan yang berpadu dengan kekuatan dan keberanian; menggambarkan seorang yang bisa marah pada saat diperlukan dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila itu diperlukan; mengenai kelembutan dalam Yesus, dalam diri Paulus, dan dalam Musa,
  9. "Penguasaan diri" yaitu, menguasai keinginan dan nafsu diri sendiri, termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan; juga kesucian 

Perkataan Paulus yang terakhir mengenai buah Roh menunjukkan bahwa gaya hidup seperti ini tidak dibatasi. Orang Kristen dapat, bahkan harus, mempraktikkan sifat-sifat baik ini berkali-kali; mereka tidak akan menemukan hukum yang melarang mereka hidup menurut prinsip-prinsip ini.
 
Tuhan Yesus akan terus proses kita sampai kesembilan rasa buah Roh itu ada di dalam hidup kita. Kalau ada hal yang berulangkali terjadi dalam hidup kita kemungkinan karena kita belum lulus di bagian itu. Minta Roh Kudus memampukan kita untuk menghasilkan 9 rasa buah Roh itu dalam kehidupan kita. Karena karunia Roh tanpa buah Roh hanya akan membuat kita menjadi batu sandungan. Karunia luar biasa tapi tidak ada kasih, tidak bisa setia atau berkomitmen, tidak bisa mengampuni, dan lain sebagainya hanya akan membuat Tuhan dipertanyakan dan dipermalukan yah.. karena manusia melihat yang kelihatan..

Mari kita terus semangat melatih iman dan membuang setiap kedagingan kita. Supaya Tuhan bisa bekerja dan berotoritas penuh atas hidup kita.

God bless!




TANGGUNG JAWAB GEMBALA

TANGGUNG JAWAB GEMBALA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2015

Baca: Yohanes 10:1-10

"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya." Yohanes 10:4

Di kalangan kaum Yahudi menggembalakan domba adalah pekerjaan yang sangat familiar. Pekerjaan ini tidak hanya dilakukan oleh pria, tapi wanita juga, termasuk anak-anak laki-laki maupun perempuan. Definisi umum kata gembala adalah orang yang membimbing, memelihara dan bertanggung jawab penuh atas kawanan domba atau kambing, termasuk melindunginya dari bahaya. Kawanan domba dibawanya ke padang rumput di pagi hari, dan pada malam harinya digiring kembali ke kandangnya. Dalam Alkitab gembala terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang yang menggembalakan ternak dan orang yang mengasuh dan membina jiwa-jiwa.

Berbicara tentang gembala berarti berbicara tentang sebuah tanggung jawab. Adapun tanggung jawab gembala adalah menyediakan makanan bagi kawanan dombanya. Di zaman dahulu tugas memenuhi kebutuhan kawanan domba bukanlah perkara mudah. Gembala terkadang harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya untuk menuntun dan membawa domba-dombanya keluar dari kandang demi mendapatkan padang rumput. Gembala tidak mempedulikan teriknya panas matahari atau udara dingin yang menyengat di malam hari.

Selain memelihara domba-domba yang digembalakan gembala juga berperan sebagai penjaga dan pelindung dari segala ancaman dan marabahaya yang datang dari binatang buas atau orang-orang yang berniat jahat, seperti yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34b-36a). Di sepanjang perjalanan bisa saja terjadi hal-hal yang tak terduga: anak domba kakinya terkilir atau sakit karena tertusuk duri, maka gembala harus dengan sabar merawat, mengobati dan jika perlu menggendongnya.

"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a