HATI YANG TERBEBAN UNTUK PELAYANAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Oktober 2015
Baca: Matius 4:18-22
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Matius 4:19
Orang yang menempatkan pelayanan bagi Tuhan sebagai prioritas dalam
hidupnya dan melayani Dia dengan sepenuh hati adalah orang-orang pilihan
Tuhan, sebab ada tertulis: "...banyak yang dipanggil, tetapi sedikit
yang dipilih." (Matius 22:14). Itu adalah tanda kedewasaan rohani, sebab
kedewasaan rohani tidak pernah berhenti pada kepentingan diri sendiri
tetapi mau belajar memikul tanggung jawab yaitu mengaplikasikan iman,
sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Tidak lagi hanya minta dilayani
dan diberkati terus, tapi sudah melangkah untuk memberi diri untuk
melayani.
Mari
belajar dari rasul Paulus yang mengalami titik balik dalam hidupnya
pasca perjumpaannya dengan Kristus, di mana semenjak itu fokus hidupnya
tidak lagi berpusat pada kepentingan diri sendiri tapi memberi segenap
hidupnya untuk melayani Tuhan dan sesama. "Karena bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan.Tetapi jika aku harus hidup di dunia
ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:21-22a). Orang
Kristen yang dewasa rohani tidak akan banyak alasan dan dalih, tetapi
akan merespons panggilan ini dengan melayani Tuhan sepenuh hati. Apa pun
latar belakang dan bagaimana pun kondisi kita, tidak ada alasan untuk
tidak melayani Tuhan, karena Tuhan bisa memakai siapa saja yang
mempunyai hati terbeban. "...umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan
memberitakan kemasyhuran-Ku." (Yesaya 43:21).
Melayani
Tuhan bukan berarti harus sepenuhnya berkecimpung di dalam gereja atau
menjadi fulltimer. Yang penting apa pun profesi dan pekerjaan kita
hendaknya hati kita tertuju kepada pelayanan dan Tuhan. "Apapun juga
yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
Tuhan..." (Kolose 3:23). Namun jangan sampai kita tampak melayani Tuhan
tapi hati kita hanya tertuju kepada bisnis. Lebih baik kita menjadi
seorang pengusaha atau pebisnis yang memiliki hati melayani Tuhan
daripada seorang pelayan Tuhan yang berhati bisnis, di mana segala
sesuatunya berorientasi kepada uang dan pertimbangan untung-rugi. Pada
saatnya "...kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya
sendiri kepada Allah. (Roma 14:12).
"Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu;" 2 Korintus 6:2b
Have a blessed day all..
God bless!! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar