Kamis, 26 November 2015

JEMAAT YANG BERTAHAN DAN TIDAK TERGONCANGKAN

Jemaat yang Bertahan dan Tidak Tergoncangkan 

Kumpulan Bahan Khotbah Kristen Terbaru

Pembacaan Firman: I Petrus 4:14-16

Banyak ditemui orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, namun ketika datang persoalan yang berat untuk diselesaikan seringkali ada yang mundur dari pengiringan kepada Tuhan. Pembacaan Alkitab ini mengatakan bahwa jika kita menderita maka kita harus berbahagia di hadapan Yesus. Apabila kita diperhadapkan dengan situasi yang sulit (dalam hal ini penderitaan) maka kita diingatkan untuk tetap bertahan dan tidak tergoyahkan dalam mengiring Tuhan.
benteng
sumber gambar pixabay.com
Ada 2 (dua) contoh tokoh dalam Alkitab yang tidak tergoncangkan imannya walaupun menghadapi tantangan yang berat, yaitu:

1.    Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (Daniel 3:18)

Mereka diperhadapkan dengan pilihan dan situasi yang sangat sulit yaitu diminta untuk menyembah patung/dewa buatan raja nebukadnezar. Situasi yang sangat sulit diantara hidup dan mati. Disinilah dapat kita lihat bahwa iman mereka tetap teguh bertahan untuk tidak menyembah patung sehingga mereka dapat pertolongan dari Allah dan tidak mati terbakar walaupun dimasukan  dalam dapur api. Kita dapat belajar dalam kesaksian ini bahwa untuk tetap bertahan dan tetap kuat dalam  penderitaan, tidak peduli dalam situasi sesulit apapun. Jangan pernah mudah mundur tetapi tetap bertahan dan terus maju dalam tantangan hidup selama kita masih berada di dalam dunia ini. Pada saat kita diperhadapkan dengan tantangan maka yang diperlukan adalah iman yang teguh. Satu hal yang kita imani bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sebagai rencana Tuhan adalah selalu ada rencana Tuhan yang indah yang telah disediakan Tuhan bagi kita. 

Daniel 3:24-26 Sadrakh, Mesakh, Abednego tetap melewati proses, tetapi pertolongan Tuhan berlaku atas mereka. Ketika kita tetap bertahan dalam menghadapi keadaan dan situasi yang sangat berat sekalitu, maka Tuhan akan memberikan pertolongan kepada kita tepat pada waktunya. Hal inilah yang harus kita imani sebab tidak ada satupun rencana Tuhan yang gagal dalam kehidupan kita. Kalau kita tetap bertahan maka janji Tuhan akan membuka jalan karena pencobaan-pencobaan yang kita alami saat ini tidak melebihi kekuatan kita (I Korintus 10:13). Saat ini kita diingatkan untuk tetap teguh dalam iman kita dan menyimpan baik-baik Firman Tuhan yang kita telah dengar sehingga tidak timbul keragu-raguan. Jangan mudah mundur dari hadapan Tuhan.

2.    Paulus (Filipi 1:21-22)

Paulus menghadapi tantangan yang begitu berat, akan tetapi Paulus tetap maju di dalam Tuhan. Apabila kita menghadapi tantangan dalam melayani Tuhan, maka kita diingatkan untuk tidak mundur. Kita harus meneladani sikap Paulus yang tidak mundur melayani Tuhan walaupun menghadapi beban persoalan yang begitu berat (II Korintus 23-28)

Apapun yang telah kita lakukan buat Tuhan, maka jerih lelah kita tidak akan sia-sia dan tidak akan dilupakan oleh Tuhan. Ketika kita dipercayakan untuk melayani Tuhan maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh (I Korintus 15:10), tetaplah teguh jangan goyah dan tetaplah giat dalam melayani Tuhan sebab jerih payah kita tidak sia-sia dalam melayani Tuhan (I Korintus 15:58)

Tuhan Memberkati

JALAN BUNTU

JALAN BUNTU (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 November 2015

Baca: Yesaya 51:1-23

"Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN." Yesaya 51:3b

Bagaimana reaksi Anda ketika sedang menempuh perjalanan jauh, di tengah terik matahari yang sangat menyengat dan melelahkan, tiba-tiba menemui jalan buntu, dalam arti yang sesungguhnya? Perasaan Anda pasti akan campur aduk: kecewa, marah, frustasi, kesal membaur jadi satu. Akhirnya tanpa sadar keluarlah dari mulut kita perkataan yang negatif sebagai reaksinya.  Dengan perasaan dongkol pun kita akan memutar balik langkah kita dan berusaha mencari jalan alternatif.

Bagaimana jika jalan buntu atau dead lock itu mengacu kepada tidak adanya jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi? Ketika menemui jalan buntu sebagian besar orang akan menyerah pada keadaan dan putus asa. Menghadapi jalan buntu juga pernah dialami oleh bangsa Israel ketika mereka dikejar-kejar oleh pasukan Firaun. "Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka..." (Keluaran 14:9), sementara di depan mata mereka terbentang laut Teberau. Secara manusia mustahil mereka akan terluput dari kejaran orang-orang Mesir ini. Ketika menghadapi jalan buntu umat Israel mengalami keputusasaan dan ketakutan luar bisa, lalu berseru-serulah mereka kepada Tuhan dan berkata kepada Musa, "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?" (Keluaran 14:11). Ketakutan adalah musuh dari iman! Semakin kita takut semakin lemahlah keadaan kita sehingga kita pun semakin tak punya kekuatan untuk melakukan sesuatu. Ketakutan adalah roh yang harus dilawan dan dikalahkan, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7).

Karena dihantui oleh rasa takut yang berlebihan akhirnya yang terbayang dan timbul didalam pikiran umat Israel adalah hal-hal negatif, bahkan kematian. Adakalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami situasi-situasi sulit dan menghadapi jalan buntu, "...supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:9). (Bersambung)

JALAN BUNTU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2015

Baca: Yesaya 51:1-23

"Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang?" Yesaya 51:10

Ketika mengikuti jalan-jalan Tuhan dan taat melakukan kehendak-Nya bukan berarti perjalanan hidup kita terus mulus dan lancar. Terkadang kita harus menghadapi lorong-lorong gelap, bahkan lembah kekelaman. Doa-doa kita serasa tak mampu menembus langit-langit kamar. Sepertinya semakin kita setia kepada Tuhan semakin kita dihadapkan pada masalah demi masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Dalam kondisi seperti ini mari kuatkan iman kepada Tuhan, jangan marah, kecewa dan menyalahkan Tuhan.  Berkatalah Musa kepada umat Israel, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya." (Keluaran 14:13).

Meski secara kasat mata umat Israel sedang diperhadapkan pada jalan buntu, Tuhan memerintahkan mereka untuk terus bergerak maju karena Tuhan tidak berkompromi dengan ketakutan. Kalimat berdirilah tetap artinya sesulit apa pun keadaan kita tetaplah berada di pihak Tuhan, tetap mengerjakan bagian kita yaitu percaya dan taat kepada Tuhan. Kata tetap berarti terus-menerus, tidak berubah. Tuhan tidak menghendaki kita menyerah di tengah jalan. Memang bukan perkara mudah, dibutuhkan iman untuk melakukan apa yang diinstruksikan Tuhan karena perintah Tuhan itu seringkali tidak masuk di akal. Tetapi jika kita mau taat dan melangkah dengan iman, kita akan melihat pembelaan Tuhan. Kita akan melihat kemuliaan, keselamatan dan kemenangan yang Tuhan sediakan bagi kita.

Inilah buktinya: ketika umat Israel taat, Tuhan pun bertindak. Dengan tangan-Nya yang penuh kuasa Tuhan menunggangbalikkan pasukan Firaun dengan kereka dan kudanya ke tengah-tengah laut.  "Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut." (Keluaran 14:30b).

Jangan menyerah pada keadaan, percayalah kepada Tuhan karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup  (baca  Yohanes 14:6);  di dalam Dia selalu ada jalan keluar, dan jalan-Nya selalu penuh keajaiban.

MENYANGKAL DIRI

Bacaan : Matius 13-18

yang diingetin tadi soal penyangkalan diri dan memikul salib (mat 16:24). kembali lagi saya diingatkan untuk terus belajar dan minta Roh Kudus bersihkan setiap kedagingan kita.. terus melatih roh kita supaya lebih berkuasa atas jiwa dan tubuh kita..

Diingatkan juga untuk terus merendahkan diri (mat 18:4). Semuanya dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan..

Saya pernah dapat ilustrasi soal botol kosong.. Tuhan bilang kita itu ibarat botol.. yang dibutuhin orang itu Airnya bukan botolnya.. yang bisa memuaskan dahaga mereka Airnya bukan botolnya.. Air itu Tuhan Yesus sendiri yaitu Air yang  hidup.. Tuhan perlu botol untuk membawa Air itu kepada orang yang membutuhkannya.. nah supaya Air di dalam botol kita murni isinya yaitu Air yang hidup (full Tuhan Yesus) berarti kita harus kosongin botol kita masing-masing yah.. kalo ga airnya akan bercampur, tidak murni lagi jadinya..

pengosongan botol itu balik lagi soal penyangkalan diri dan memikul salib kita yah.. kita harus terus minta Roh Kudus berotoritas atas hidup kita.. bantu kita untuk memotong dan membuang setiap karakter kita yang berlawanan dengan karakter Tuhan Yesus.. tidak semudah bicara memang perlu terus dilatih dan dipaksa tubuhnya supaya tunduk sama rohnya yah.. dan rasanya waktu melewati prosesnya itu  puji Tuhan "Enak" sekali.. Firman dan janji Tuhan yang jadi sumber kekuatan melewati proses itu..

Poin tiga diingatkan lagi mengenai memaafkan atau pengampunan (mat 18:21). 70x7 kali.. artinya harus terus memaafkan yah.. saya juga masih terus diproses juga untuk bagian ini.. rasanya juga haleluya "nikmatnya".. kuncinya TAAT aja deh.. lagi kesel-keselnya malah Tuhan suruh doain orang yang ngeselin.. puji Tuhan pas nurut hasilnya jadi membebaskan dan menolong diri kita sendiri yah..

God bless!!

KASIH

Bacaan : Matius 7-12

Mat 7:12 "segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi."

Ini ayat yang sering saya pakai untuk ingetin diri sendiri.. kalo lagi terintimidasi oleh orang lain, lagi sebel atau lagi dikecewain biar cepet redanya pake ayat ini..  kalau kita lagi bikin salah pasti maunya dimaafin kan yah jadi kalau orang lain buat salah kita juga harus maafin yah.. kalau kita ga mau dibohongin jangan bohongin.. kalau ga mau ditipu jangan menipu.. kalau kita ga suka dipinjam uangnya jangan suka minjem uang orang apalagi belaga lupa yah dan tidak mau bayar.. soalnya kita juga pasti ga mau digituin orang yah.. hehehe.. at least semuanya dimulai dari diri kita dulu yah, ga usah nunggu orang lain yang mulai dulu..

karena di ayat selanjutnya Matius 7:16 "dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik."

Jadi kita ini duta besarnya Kerajaan Surga yah.. kita mewakili atau merepresentasikan Tuhan Yesus.. so, kita harus sangat berhati-hati supaya kita tetep bisa menjaga nama baikNya yah.. MINIMAL banget kita ga jadi batu sandungan..maksimalnya hidup kita terus mempermuliakan Dia..

Satu ayat lagi dari Mat 12:7b "yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan."

Tuhan mau hidup kita penuh dengan belas kasihan kepada orang lain.. karena kalo kita baca di pasal sebelumnya Tuhan banyak banget nyembuhin orang, melepaskan yang kerasukan roh jahat, dan lain-lain itu dasarnya karena belas kasihan atau kasihNya yang besar.. balik lagi inti dari semuanya adalah KASIH.. Bapa kasih anakNya yang tunggal turun ke dunia karena KASIH. Tuhan Yesus rela disiksa, dipermalukan sampai mati diatas kayu salib, rela semuanya karena KASIH.

so, kalau kita bilang ada Tuhan Yesus di dalam hidup kita pastinya hidup kita juga ga jauh-jauh dari belas kasihan atau KASIH itu yah.. the easiest way to know if we are in the right path or not, just check apakah orang-orang disekitar kita ngerasain KASIH dari hidup kita or sebaliknya..

Thanks guys..  have a blessed day yah..

Rabu, 25 November 2015

BERJAGA-JAGALAH

Bacaan:  Matius 23 & 24

Di pasal 23 Tuhan banyak sekali ngomongin soal kemunafikan ahli taurat dan orang farisi.. biar hari-hari ini kita terus belajar untuk semakin murni di hadapan Tuhan yah.. melakukan semuanya karena CINTA yang bergelora kepada Tuhan.. mari kita buat hati Tuhan berbunga-bunga karena pujian dan penyembahan kita dan lewat kesaksian hidup kita nama Tuhan semakin dipermuliakan dan diagungkan..

Diingatkan juga untuk selalu berjaga-jaga "karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang."(mat 24:42). Hari-hari ini mau ga mau harus paksa diri kita untuk terus maju dan on fire yah.. karena si jahat akan terus coba buat kita mundur dan menjadi dingin.. karena itu kita harus bersiaga "kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Jadi berdirilah tegap,berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus," (Efesus 6:11, 14-19).

Tetap SEMANGAT temans dan terus cari perkenananNya..  dan bersiap untuk mengalami perjalanan yang ajaib dan luar biasa bersama Panglima kita Tuhan Yesus tercinta..

God bless!!

MERESPON DENGAN BENAR

Bacaan : Lukas 1

Diingatkan tadi di Lukas 1:37 "sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." AMEN!! Kita semua percaya yah segala sesuatu mungkin bagi Allah.

Langkah selanjutnya setelah kita percaya bahwa Dia sanggup melakukan segala sesuatu, apakah kita bersedia menyerahkan segala kehendak kita kepada Tuhan?di ayat selanjutnya kita baca Lukas 1:38a "kata Maria: "sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu".

Seringkali kita bilang kalau Tuhan itu luar biasa, tidak ada yang mustahil bagi Dia.. tapi saat Tuhan ijinin kita diproses, apalagi prosesnya cukup berat dan lama, kita mulai komplain, mulai nego, mulai bersungut-sungut, mulai ngambek, mulai kecewa, mulai kabur, sampai akhirnya 'menghilang' dari Tuhan.. apakah itu PERCAYA??

Saya diingatkan untuk belajar dari Maria ibu Yesus.. saat dia PERCAYA, selanjutnya dia menyerahkan kehendaknya kepada Tuhan.. alias biar kehendak Tuhan aja yang jadi dalam hidupnya.. ga cukup di mulut aja atau dari perkataan aja.. tapi harus ada HARGA yang dibayar selanjutnya.. Maria merelakan hubungannya dengan kekasihnya saat itu, karena sangat mungkin dia diputusin sama Yusuf kalau Yusuf tau Maria hamil.. Maria mempertaruhkan hubungannya dengan kekasih hatinya (sesuatu yang sangat berharga) sebagai bukti dia percaya kepada Allah.

Maria menyelesaikan bagiannya dengan sangat baik karena dia MERESPON DENGAN BENAR!! dia tidak melihat kepada masalah yang dia hadapi tapi dia sungguh menyerahkan seluruh kehendaknya kepada Allah. Saat melahirkan di kandang domba, kira-kira kalau kita jadi Maria kita akan bisa bersyukurkah?Maria ga komplain saat itu.. lalu saat melihat anaknya disiksa, dihina, difitnah, bahkan sampai mati diatas kayu salib, kira-kira bagaimana perasaannya Maria?pastinya udah berantakan banget perasaannya ga karuan yah.. tapi dia KUAT sampai akhir Yesus menyelesaikan kehendakNya Bapa diatas kayu salib. Maria ada disitu tanpa komplain atau kecewa kepada Tuhan..

karena Maria PERCAYA dan dia MERESPON DENGAN BENAR makanya dia bisa KUAT dan menyelesaikan kehendakNya Bapa bagi dia..

bagaimanakah merespon dengan benar itu?Meresponlah SEBALIKNYA  dari yang diharapkan musuh kita... contohnya disaat kita ingin dibuat kesal, respon kita harus SEBALIKNYA!! kita malah mengucap syukur, melepaskan berkat atas orang yang membuat kita kesal.. atau saat si jahat mau buat kita pahit hati atau kecewa, kita justru mendoakan dan melepaskan pengampunan atas orang tersebut dengan sepenuh hati. Atau saat kita disuruh menabur padahal hanya itu yang kita miliki saat itu, TAAT aja.. percayalah Dia Allah yang sungguh hidup dan nyata. DIA ALLAH pembela kita dan Tuhan selalu ada bersama dengan kita. setiap respon kita itu ada hitungannya, kalau kita mau prosesnya semakin cepat,  segeralah MERESPON DENGAN BENAR!!

PERCAYA & TAAT

Bacaan : Lukas 5

Lukas
5:4 "Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Diingatkan lagi soal PERCAYA & KETAATAN.. Petrus itu seorang nelayan yang tentunya jauh lebih mengerti dan berpengalaman mengenai menjala/menangkap ikan.. dia pasti lebih mengerti waktu yang baik untuk menjala ikan.. dan sudah semalaman dia mencoba menangkap ikan tapi tidak ada hasilnya..

Saat Tuhan Yesus meminta Petrus untuk menebarkan jala,  pastinya dalam pikiran dan hatinya Petrus sempat terlintas mana mungkin berhasil.. karena berdasarkan PENGETAHUAN & PENGALAMAN Petrus hal itu tidak mungkin berhasil.. terbukti di ayat 5,
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

Pastinya tidak mudah untuk Petrus mengikuti instruksi dari Tuhan Yesus saat itu..secara yang Tuhan suruh itu adalah bidang yang sangat Petrus kuasai.. seringkali kita juga ada di posisi yang sama dengan Petrus. Saat Tuhan kasih instruksi atau arahan kita ga bisa terima karena menurut PENGETAHUAN & PENGALAMAN kita itu ga akan berhasil.. ga masuk logika kita.. dan jadinya kita malah nego dan minta excuse sama Tuhan untuk tidak melakukannya..

Untungnya Petrus memilih TAAT saat itu.. sehingga hasilnya dia mengalami TEROBOSAN saat itu juga.. bagaimanakah dengan kita?marilah kita belajar dari Petrus untuk MERESPON DENGAN BENAR yaitu PERCAYA & TAAT kepada Tuhan Yesus

Hal lain yang diingatkan di ayat selanjutnya,  Lukas 5:6 "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam."

Saat Petrus mengalami TEROBOSAN dan mendapatkan berkat berlimpah-limpah,  dia MEMILIH untuk BERBAGI dengan orang lain. Petrus memanggil teman2nya untuk membantunya menampung ikan-ikan itu. Saya percaya kalau saja Petrus serakah dan mau menampung sendiri, jalanya sangat mungkin akan koyak dan ikan yang didapat tidak akan sebanyak yang seharusnya yah.. nah, mari belajar lagi dari Petrus yah, kita diberkati Tuhan untuk memberkati orang lain.. jangan takut untuk BERBAGI! Marilah kita belajar untuk MERESPON DENGAN BENAR!! SEMANGAT!!!

God always be with us!

KERENDAHAN HATI

Bacaan : Lukas 14

Lukas 14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,"

Lukas 14:10-11 "Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Hari ini diingatkan kembali mengenai KERENDAHAN HATI.. Betapa pentingnya hal itu untuk diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan kita yah.. karena teladan kita yang namanya TUHAN Yesus adalah pribadi yang sangat HUMBLE & LEMAH LEMBUT! Jadi kalau Tuhan Yesus hidup di dalam kita KERENDAHAN HATI & LEMAH LEMBUT tentunya akan terpancar keluar dari hidup kita yah..

Saat Tuhan ijinin proses untuk "habisin" PRIDE kita pastinya ga nyaman banget yah.. ada aja orang yang ngerendahin kita lah.. menyepelekan kita lah.. tidak anggep apa pun yang kita lakukan lah.. pokoknya rasanya pasti kita pengen protes dan membela diri yah.. tapi balik lagi kita harus ikutin teladan kita yaitu TUHAN Yesus.. saat Dia dihina, diludahin, difitnah, bahkan disesah, dicambuk, disiksa sampai mati diatas kayu salib untuk dosa yang Dia tidak lakukan, gimana reaksinya?

Mari kita kembali belajar sama Tuhan Yesus untuk tetap RENDAH HATI.

Matius 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Have a blessed night all.. God bless!!

Selasa, 24 November 2015

PILIHAN YANG TERBAIK

Kumpulan Bahan Khotbah Kristen Terbaru
Monday, November 23, 2015

Pilihan yang Terbaik

Pembacaan Firman: Lukas 10:38-42

Maria dalam pembacaan Alkitab ini mengambil posisi dekat dengan Tuhan sedangkan Marta memilih jauh dari Tuhan. Pilihan apa yang kita akan ambil ? pilihan hari ini akan menjadi penentu dari hasil yang akan kita raih di kemudian hari. Masa-masa ini tentu saja kita memasuki pertandingan yang sangat berat membuat pilhan kita saat ini begitu menentukan. Pilihan Maria sekali lagi adalah duduk dekat di kaki Tuhan.

Kata “duduk” pada pembacaan ini dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “parakathizo”, Ibrani “takah”, Inggris “To sit down near” yang artinya duduk dekat dan mendengar. Dalam ayat 42 “tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. “ Maria memilih bagian yang terbaik yaitu duduk di dekat kaki Tuhan, ini adalah pilihan terbaik. Bagi pandangan Tuhan Yesus, duduk dekat Tuhan adalah pilihan yang terbaik. Pilihlah seperti apa yang dilakukan Maria yaitu duduk dekat dengan Tuhan dan mendengarkanNya. Pertanyaannya sekarang maukah kita melakukan seperti yang dilakukan Maria? Pilihan ada di tangan kita saat ini.

Yosua 24:15 “Tetapi jika kamu anggap tidak baik beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa engkau akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” Ini adalah pilihan dari Yosua yang menurut Tuhan memilih bagian yang tidak akan diambil darinya. Dalam Ulangan 33:3 “Sungguh Ia mengasihi umatNya; semua orangNya yang kudus didalam tanganMulah mereka, pada kaki Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari FirmanMu.

Orang yang mengasihi Tuhan adalah mereka yang duduk di kaki Tuhan untuk menangkap sesuatu, yaitu Firman Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan senang untuk sujud dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Contoh yang dapat kita lihat jika kita memilih yang baik yaitu dalam Yosua 6:6-7 Yosua sujud dan berdoa dihadapan Allah dan pada ayat 10 dikatakan Tuhan datang dengan lawatan yang luar biasa.

Doa adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak beres. Doa merupakan penyelesaian dari segala permasalahan dan persoalan orang percaya, ketika kita datang duduk dikaki Tuhan dan berdoa dengan kesungguhan hati, maka jawaban akan kita terima. Hasil dari doa dapat kita lihat dalam Yosua 8, yaitu Yosua meraih kemenangan. Selalu saja ada pergumulan dan persoalan yang akan kita hadapi, akan tetapi kita harus mengambil sikap seperti Yosua yaitu memilih duduk diam di kaki Tuhan dengan merendahkan diri dan berdoa sehingga meraih kemenangan. Mazmur 60:12 “Dengan Allah kita lakukan perbuatan yang gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita. Yosua pernah merasakan kekecewaan akan tetapi Yosua memilih hal yang terbaik yaitu datang kepada Tuhan dengan menyelesaikan apa yang tidak beres sehingga Yosua mengalami pemulihan. II Raja-raja 6:17-18 Doa Elisa, Elisa tidak melihat apa yang disampaikan bujangnya tetapi Elisa memilih mendengarkan Tuhan dengan Elisa berdoa kepada Tuhan sehingga Elisa meraih keberhasilan.

Doa biarlah menjadi bagian hidup kita sehingga kita dapat mengalami pengalaman seperti Yosua dan Elisa. Doa adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan persoalan kita. Doa adalah kunci untuk meraih kemenangan yang gilang gemilang asalkan kita memilih bagian yang terbaik yaitu duduk di kaki Tuhan.

Tuhan Memberkati

DIHAJAR UNTUK DIPULIHKAN

DIHAJAR UNTUK DIPULIHKAN 
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 November 2015 

Baca: Yesaya 60:1-22 

"sebab dalam murka-Ku Aku telah menghajar engkau, namun Aku telah berkenan untuk mengasihani engkau." Yesaya 60:10 

Mendengar kata hajaran pasti terbayang di benak kita suatu pukulan bertubi-tubi untuk melampiaskan amarah yang sedang memuncak, yang menimbulkan rasa sakit mendalam. Tindakan menghajar ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menaruh dendam atau kebencian terhadap orang lain. 

Dalam kekristenan tidaklah demikian. Hajaran yang dilakukan Tuhan terhadap anak-anak-Nya bukanlah karena Ia tidak mengasihi kita, justru sebaliknya ini adalah bagian dari kasih-Nya. "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:6). Tuhan menghajar kita bukanlah untuk melampiaskan amarah dan kebencian-Nya kepada kita, tetapi dengan maksud dan tujuan supaya kita memiliki kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat. Tuhan mengasihi kita apa adanya, namun Ia tidak akan membiarkan kita tetap dalam keadaan yang 'apa adanya'; karena itu Ia akan memroses dan membentuk kita sampai kita menghasilkan buah-buah terbaik. 

 Emas murni selalu dihasilkan dari pemurnian dalam api yang memakan waktu cukup lama sampai semua kotoran dan ketidakmurnian yang terkandung di dalam logam itu terbakar habis. Bagaimana perajin emas tahu bahwa kotoran di dalam emas habis terbakar? Ialah ketika ia bisa melihat bayangan dirinya sendiri pada emas yang sedang dileburnya itu.. Hajaran Tuhan terhadap anak-anak-Nya hanyalah untuk memurnikan kita "...sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu." (Galatia 4:19). 

Berapa lama Tuhan menghajar kita?Sampai maksud dan tujuan-Nya tercapai, serta tergantung kerelaan hati kita untuk dibentuk Tuhan. Semakin memberontak semakin lama proses yang harus kita jalani, seperti bangsa Israel yang harus mengalami hajaran Tuhan 40 tahun di padang gurun karena tegar tengkuk. "Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu," (Mazmur 94:12). Tuhan menghajar kita dengan tujuan untuk pemulihan, seperti "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi." (Mazmur 126:1). 

Hajaran Tuhan selalu mendatangkan kebaikan bagi kita! God bless!!

Kamis, 19 November 2015

BERKAT TUHAN SECARA MATERI

BERKAT TUHAN SECARA MATERI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2015

Baca: Mazmur 67:1-8

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya," Mazmur 67:2

Jika diajukan satu pertanyaan kepada orang percaya: "Apa tema khotbah yang paling disukai dan ditunggu-tunggu?" Hampir semua orang akan menjawab: berkat, kesuksesan atau keberhasilan. Ketika hal inilah yang selalu menjadi topik utama dalam setiap perbincangan di antara orang percaya. Adakah di antara kita yang menolak berkat dari Tuhan dengan berkata, "Stop Tuhan...Jangan memberkati aku terus-menerus, ini sudah lebih dari cukup."? Namun yang sering kita katakan, "Berkat Tuhan kok cuma segini doang?" Kita protes dan komplain kepada Tuhan karena merasa belum diberkati jika keadaan kita tetap saja tidak ada peningkatan. Kita berkata demikian karena kita menilai dan mengukur berkat Tuhan semata-mata berdasarkan besarnya materi atau kekayaan.

Sesungguhnya berkat utama dan terbesar bagi orang percaya adalah pengampunan dosa dan keselamatan, sementara berkat materi atau kekayaan hanyalah 'bonus' yang diberikan Tuhan bagi orang percaya, sehingga "...engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu." (Yesaya 60:5). Tuhan memberkati umat-Nya dengan kelimpahan materi bukan tanpa maksud. Ini adalah bagian dari cara Tuhan memulihkan keadaan umat-Nya supaya dapat hidup selayaknya sebagai anak-anak Raja dan menjadi kesaksian bagi dunia; artinya berkat tersebut bukan hanya untuk diri sendiri, tapi harus menjadi saluran berkat bagi jiwa-jiwa.

 "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2), dan juga untuk mendukung pekerjaan Tuhan di muka bumi ini, sebab untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit. Belajarlah dari jemaat Makedonia. Meski keadaan mereka tidak berlebih tapi hati mereka terbeban untuk mendukung pelayanan penginjilan, bahkan "Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan." (2 Korintus 8:5a).

"supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." Mazmur 67:3

Rabu, 18 November 2015

HIDUP BERUBAH: Melupakan Masa Lalu

HIDUP BERUBAH: Melupakan Masa Lalu 

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2015 

Baca: Filipi 3:1b-16 

"Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus," Filipi 3:8b 

Rasul Paulus menegaskan, "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17), artinya kita harus menanggalkan manusia lama dan hidup sebagai manusia yang baru. Salah satu upaya menanggalkan manusia lama adalah melupakan masa lalu seperti yang dilakukan rasul Paulus ini, "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," (Filipi 3:13). 

Masa lalu sudah berlalu dan tak mungkin terulang kembali karena waktu terus berjalan maju. Ada sebagian orang yang membangga-banggakan masa lalu karena diwarnai prestasi dan kejayaan. Tetapi ada pula yang sulit sekali melupakan masa lalu karena penuh kegagalan atau hal-hal yang menyayat hati sehingga menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Jika kita terus dibayang-bayangi oleh masa lalu sampai kapan pun kita tidak akan pernah move on. Sejak berjumpa Kristus Paulus mengalami perubahan hidup sehingga bisa berkata bahwa masa lalu atau segala sesuatu yang telah ia raih di luar Kristus tak lebih dari sampah yang tidak berguna, "...apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." (Filipi 3:7-8a). 

Hidup kita pun akan berubah jika kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan mengalami jamahan tangan Tuhan, sebab jamahan-Nya selalu membawa perubahan, pemulihan, kesembuhan dan mujizat. Paulus, yang dulunya adalah penganiaya jemaat, kini mengabdikan seluruh hidupnya bagi Kristus dan rela mati bagi Dia. Supaya dapat mengalami perubahan hidup yang sesungguhnya kita harus turut disalibkan bersama Kristus, memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, punya tekad kuat untuk meninggalkan masa lalu atau kehidupan lama. Jika kita sudah meninggalkan kehidupan lama jangan menoleh ke belakang lagi seperti isteri Lot, yang akhirnya menjadi tiang garam (baca Kejadian 19:26). 

"...aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Galatia 2:20a. Inilah arti perubahan hidup.

Selasa, 17 November 2015

CEPAT BERUBAH SIKAP

CEPAT BERUBAH SIKAP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2015

Baca: Keluaran 15:1-21

"Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur," Keluaran 15:11

Banyak orang Kristen beranggapan bahwa setelah mengikut Tuhan semua masalah, penderitaan, kesusahan, pencobaan, kesukaran, tantangan dan sebagainya pasti berlalu dan tidak ada lagi, sehingga ketika kembali dihadapkan pada situasi-situasi yang sulit mereka pun tidak siap; dampaknya bisa langsung ditebak: bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan Tuhan dan akhirnya memberontak kepada Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).

Bangsa Israel mengalami hal yang serupa: mengalami mujizat dan pertolongan Tuhan yang ajaib. "Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu." (Keluaran 15:4-5). Karena memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang mereka pun bersorak-sorai penuh sukacita memuliakan Tuhan. "TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya." (Keluaran 15:2-3). Mereka berpikir sisa perjalanan menuju Kanaan mulus tanpa aral. Namun setelah menempuh perjalanan ke padang gurun Syur tiga hari lamanya mereka tidak mendapatkan air sehingga kehausan, bahkan sampai di Mara mereka mendapati air yang rasanya pahit.

Bagaimana sikap bangsa Israel?Apakah tetap bisa memuji-muji Tuhan? Tidak! Dengan secepat kilat sikap mereka berubah!  Mereka kembali bersungut-sungut, mengeluh dan kecewa.  Mereka tidak bisa menerima keadaan itu.

Ketika masalah kembali terjadi kita seringkali begitu mudah melupakan kebesaran kuasa Tuhan!

TINDAKAN IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT

TINDAKAN IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2015

Baca: Keluaran 15:22-27

"Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis." Keluaran 15:25

Hal pertama yang dilakukan umat Israel ketika mereka mendapati air di Mara pahit rasanya dan tidak dapat diminum adalah mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut. Begitu pula yang diperbuat banyak orang Kristen ketika merasakan hal-hal pahit dalam hidupnya (kehancuran rumah tangga, kegagalan studi, bisnis yang pailit dan sebagainya) langsung mengeluh, menggerutu, mengomel, bersungut-sungut, marah dan mencari kambing hitam. Langkah mereka terus dibayang-bayangi kegagalan dan kehancuran karena terus membesar-besarkan masalah yang ada, sehingga mereka tidak bisa melihat sisi positif setiap peristiwa yang terjadi.

Berbeda yang dilakukan Musa. Ketika menghadapi masalah ia tahu apa yang harus diperbuatanya: "Musa berseru-seru kepada TUHAN," (ayat 25). Dalam Mazmur 50:15 dikatakan, "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Tuhan pun menjawab seruan Musa dengan memberikan jalan keluar untuk masalahnya dengan menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Tanpa menunggu lama, Musa "...melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis." Untuk melihat dan mengalami perkara-perkara ajaib dari Tuhan perlu sekali kita berdoa dengan iman dan mempraktekkan iman tersebut dengan perbuatan yang nyata, sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Jadi iman selalu bekerjasama dengan perbuatan!

Dalam menghadapi masalah apa pun berhentilah bersungut-sungut! Berdoalah kepada Tuhan dan bertindaklah dengan iman. Adalah sia-sia kita berkata memiliki iman jika perbuatan kita sendiri tidak menunjukkan iman. Tindakan melemparkan kayu ke dalam air adalah perwujudan iman. Kalau tidak punya iman mana mungkin Musa mau melakukannya, bukankah yang dilempar itu hanya kayu biasa? Tapi karena Tuhan yang menyediakan, Musa pun peka apa yang menjadi maksud Tuhan. Ini berbicara tentang ketaatan. Setiap ketaatan selalu mendatangkan berkat dan mujizat! Air yang pahit berubah menjadi manis. Kayu itu tidak berkuasa mengubah air yang pahit menjadi manis, tetapi tindakan iman Musa dan campur tangan Tuhan itulah yang menghasilkan mujizat.

Iman adalah pintu gerbang menuju karya adikodrati Ilahi dinyatakan.

Senin, 16 November 2015

JANGAN REMEHKAN

JANGAN REMEHKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2015 

Baca: Markus 6:1-6a "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?...Lalu mereka kecewa dan menolak Dia." Markus 6:3 

Adalah sifat manusia selalu memandang dan menilai segala sesuatu dari sisi luarnya saja, karena itu mereka menghormati dan menghargai sesamanya berdasarkan status sosial. Sementara orang yang tampak biasa cenderung diremehkan dan disepelekan. Hal ini juga dialami Yesus, Putera Allah yang datang dari sorga ke dunia dalam wujud sebagai manusia biasa dan menjadi saudara dari orang biasa, Ia pun dipandang rendah. Yesus dinilai tak lebih dari anak tukang kayu, suatu profesi yang tidak terpandang di mata manusia. 

Janganlah sekali-kali kita meremehkan atau memandang rendah orang lain yang secara kasat mata tampak sederhana dan tak punya keistimewaan apa-apa seperti yang diperbuat orang-orang Nazaret yang menghina Yesus, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?" (ayat 2). Bukankah banyak orang Kristen berlaku demikian? Memilih-milih pembicara saat datang beribadah. Bila yang berkotbah hamba Tuhan terkenal dan tampak perlente kita begitu menghormati, mengagumi dan mengidolakannya. Tetapi ketika yang berkotbah hamba Tuhan sederhana, kurang terkenal, biasa dan tidak ada istimewanya menurut pemandangan kita, kita pun kurang menghargai dan menyepelekan dia. Bila yang kita cari dan kagumi adalah manusia suatu saat kita pasti kecewa, karena manusia bisa bisa saja menipu dan mengenakan 'topeng'. Manusia yang dari luar tampak hebat dan luar biasa belum tentu hidupnya dikenan oleh Tuhan. 

Samuel pun memiliki penilaian yang salah ketika diutus Tuhan untuk memilih salah satu anak Isai untuk diurapi menjadi raja. Begitu melihat Eliab, yang fisiknya gagah perkasa, ia pun berpikir, "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (1 Samuel 16:6). Namun justru Daudlah, anak bungsu Isai yang pekerjaannya sebagai penggembala domba dan sangat sederhana, yang dipilih Tuhan menjadi raja, karena Daud memiliki kehidupan yang berkenan di hati Tuhan. 

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 1 Samuel 16:7b

Sabtu, 14 November 2015

Meresponi Panggilan Dan Pilihan Allah

Meresponi Panggilan Dan Pilihan Allah 2:08 PM - Kumpulan Khotbah Kristen Terbaru

Pembacaan Firman: Yohanes 15:16

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap. Supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu.”

Kesimpulan dari panggilan dan pilihan Allah:

1.    Keputusan Allah tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.Kita harus menghargai bahwa Allah memilih kita untuk sebuah rencana yang indah dalam kehidupan kita. Tuhan memilih kita agar bergerak bersama-sama dengan Tuhan. Kita telah dilengkapi, dipagari dan dibentengi oleh Tuhan karena kita telah dipilih oleh Tuhan. Ada banyak cara Tuhan menghibur kita pada saat kita diperlakukan dengan tidak adil. Jadilah kemaat yang selalu kuat didalam menghadapi tantangan.

2.    Bertujuan agar kita bergerak dalam pelayananSetiap orang dipanggil dan dipilih oleh Tuhan dibenarkan untuk melayani Tuhan dalam bentuk apapun yang Tuhan percayakan kepada kita. Dalam Matius 28:18-20 merupakan perintah Tuhan Yesus sebelum Dia terangkat ke surga. Untuk mengimplementasikan ayat ini bukan berarti kita harus berkhotbah tetapi ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk melayani Tuhan diantaranya bersaksi tentang kebaikan Tuhan sehingga dapat membawa banyak orang untuk datang kepada Tuhan.

3.    Tidak semua orang yang dipanggil selanjutnya dipilih oleh Tuhan.Matius 22:14 “banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Hakim-hakim 7:3-6 menceritakan bahwa Gideon pada saat berperang dia memiliki sebanyak 32.000 orang, akan tetapi Tuhan memerintahkan untuk memilih pasukan yang akan berperang sehingga dipilih melalui serangkaian cara. Dari 32.000 orang, 22.000 diantaranya tidak lulus sehingga tersisa 10.000 orang, kemudian mereka berlutut untuk minum dan hanya 300 diantaranya berlutut minum dengan menggunakan tangan dan menghirup air serta meminumnya. Inilah orang yang dipilih oleh Tuhan yaitu 300 orang dari 32.000 pasukan Gideon.

4.    Harus dibarengi dengan kesetiaanWahyu 17:14 dijelaskan bahwa kunci dari panggilan dan pilihan Tuhan adalah kesetiaan. Kesetiaan ini dimulai dari diri kita sendiri untuk datang beribadah, berdoa keada Tuhan. Kesetiaan menghasilkan sesuatu yang besar seperti Ishak di saat dia setia dia mendapatkan berkat yang berlipat kali ganda. Jangan melakukannya dengan setengah hati. Orang yang dipanggil, yang dipilih dan setia dijamin oleh Tuhan menjadi umat yang lebih dari pemenang. II Petrus 1:10 berusahalah untuk sungguh-sungguh karena jika kita setia maka kita tidak mudah kecewa, putus asa dan menyalahkan Tuhan karena jika kita setia maka kita akan dikuatkan dan akan tampil menjadi umat yang lebih dari pemenang.

5.    Bekerjalah dengan sungguh-sungguh karena ada upah yang menanti kita.Responi panggilan Tuhan karena ada sesuatu yang Tuhan sediakan bagi kita.

Tuhan Memberkati

Selasa, 10 November 2015

MEMPELAI KRISTUS: Menjaga Kesucian

MEMPELAI KRISTUS: Menjaga Kesucian
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2015

Baca: Wahyu 19:6-10

"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia." Wahyu 19:7

Kepada jemaat di Korintus rasul Paulus berkata, "..aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus." (2 Korintus 11:2). Bagaimana perasaan mempelai laki-laki jika ia mendapati mempelai wanitanya ternyata sudah tidak suci atau tidak perawan lagi? Tentunya ia akan sangat kecewa, cemburu dan marah. Artinya mempelai wanita itu tidak bisa menjaga diri dan telah gagal mempertahankan kesucian hidupnya.

Mempertahankan kesucian hidup di tengah dunia yang dipenuhi kecemaran bukanlah perkara mudah. Godaan-godaan dunia yang menawarkan kenikmatan sesaat, menyilaukan mata, dan menjanjikan materi yang melimpah membuat pertahanan iman orang percaya menjadi runtuh. "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14). Akhirnya mereka pun 'pindah ke lain hati', tidak lagi setia kepada Tuhan dan lebih memilih dunia. Alkitab memperingatkan dengan keras: "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah..Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" (Yakobus 4:4-5).

Dalam masa-masa penantian jelang kedatangan Tuhan ini kita harus membentengi diri dengan perisai iman dan pedang Roh yaitu firman Tuhan, supaya kita mampu bertahan di tengah godaan dunia ini. Rasul Yohanes menggambarkan sang mempelai "..memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Wahyu 19:8). Lenan halus melambangkan perbuatan-perbuatan kebenaran, artinya tidak sekedar cantik fisik tetapi harus hidup berkenan kepada Tuhan. Karena itu "..kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Selain itu mempelai wanita haruslah orang yang senantiasa menyembah Tuhan, Dialah yang harus menjadi fokus utama pujian, penyembahan dan kekaguman, bukan pribadi yang lain.

"sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus," Filipi 1:10

Senin, 09 November 2015

MEMPELAI KRISTUS: Bukan Kanak-Kanak

MEMPELAI KRISTUS: Bukan Kanak-Kanak
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 November 2015

Baca: Kidung Agung 8:8-10

"Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?" Kidung Agung 8:8

Dalam kekristenan orang Kristen diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu Kristen kanak-kanak rohani dan Kristen dewasa rohani. Kedewasaan rohani tidak ada sangkut pautnya dengan usia seseorang, tidak juga ditentukan berapa lama ia sudah menjadi Kristen. Kedewasaan rohani seseorang terbentuk melalui proses di mana ia mau membayar harga untuk bergaul karib dengan Tuhan, secara konsisten berjalan dengan-Nya, tunduk kepada pimpinan Roh Kudus dan komitmennya untuk membangun dasar iman melalui perenungan firman Tuhan setiap hari. Yang menjadi tanda bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan rohani adalah adanya perubahan hidup. "Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33b), yaitu buah yang sesuai dengan pertobatan.

Masa sekarang adalah masa-masa akhir di mana kita sedang menanti kedatangan Kristus kali yang ke-2. Yang harus dipahami adalah kedatangan Kristus ke dunia kelak tidak lagi sama seperti ketika Ia datang sebagai bayi yang lahir di Betlehem, tetapi sebagai mempelai laki-laki sorga yang hendak menjemput mempelai wanita-Nya. Menurut undang-undang perkawinan di Indonesia yaitu undang-undang RI no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, tepatnya di pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diijinkan jika pria sudah mencapai umur 19 tahun, sedangkan pihak wanitanya sudah mencapai umur 16 tahun. Itu artinya untuk menjadi mempelai wanita haruslah sudah cukup umur, bukan di bawah umur (kanak-kanak).

Jadi siapa yang akan menjadi mempelai wanita-Nya? Seperti halnya laki-laki hanya akan menikah dengan wanita yang sudah cukup umur, begitu pula dengan Kristus, Ia hanya akan memilih orang-orang Kristen yang dewasa rohani untuk menjadi 'mempelai-Nya', bukan yang masih kanak-kanak rohani. Karena itu "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu.Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Korintus 14:20).

Mari terus bertumbuh di dalam Tuhan sampai kita mencapai kedewasaan rohani, hingga kita layak menjadi mempelai Kristus.

MEMPELAI KRISTUS: Sedia dan Berjaga

MEMPELAI KRISTUS: Sedia dan Berjaga
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 November 2015

Baca: Matius 25:1-13

"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki." Matius 25:1

Melalui perumpamaan sepuluh gadis ini setiap orang percaya diingatkan agar senantiasa peka terhadap situasi zaman dan memperhatikan keadaan rohani mereka masing-masing, mengingat kedatangan Tuhan sudah sangat dekat, di mana kedatangan-Nya pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga. Oleh karena itu kita harus bertekun dalam iman dan selalu berjaga-jaga, supaya bila hari itu tiba kita dalam keadaan siap sedia.

Hubungan antara orang percaya dengan Kristus digambarkan seperti hubungan antara mempelai laki-laki dan wanitanya. Orang percaya adalah mempelai wanita, dan Kristus sebagai mempelai laki-laki. Dalam perumpamaan ini ada sepuluh gadis yang sedang menanti-nantikan kedatangan mempelai laki-laki. Lima gadis yang bijaksana membawa pelita dan persediaan minyak dalam buli-buli, artinya mereka dalam keadaan siap. Sementara lima gadis yang bodoh membawa pelita tapi tidak membawa persediaan minyak. Ada tertulis: "Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya?" (Yeremia 2:32). Minyak adalah lambang persekutuan yang karib dengan Tuhan, iman yang sejati dan kebenaran hidup. Namun kelima gadis yang bodoh itu lupa membuat persiapan yang cukup untuk menyambut kedatangan mempelai laki-laki. Akibat ketidaksiapan tersebut lima gadis yang bodoh itu harus mengalami nasib yang tragis karena mengalami penolakan: "...Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu." (Matius 25:12), dan akhirnya mereka pun tidak dapat masuk ke ruang pesta perjamuan kawin.
Alkitab menyatakan bahwa kedatangan Tuhan sudah sangat dekat. "Ya, Aku datang segera!" (Wahyu 22:20), tanpa ditunda-tunda lagi. Siap sediakah kita menyambut kedatangan Kristus, sang mempelai laki-laki? Menunggu memang suatu pekerjaan yang sangat membosankan, karena itu banyak orang mengalami kegagalan dalam proses menunggu ini: merasa sudah capai dan tidak tahan lagi, akhirnya kesetiaan menjadi luntur dan 'gelora api cinta' itu pun menjadi padam.

"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Matius 25:13

TAK SEMANGAT JALANI HIDUP

TAK SEMANGAT JALANI HIDUP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 November 2015

Baca: Mazmur 143:1-12

"Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur." Mazmur 143:7

Pesta olahraga akbar se-Asia Tenggara atau Sea Games ke-28 di Singapura sudah selesai digelar Juni lalu, di mana Thailand tampil perkasa sebagai juara umum dengan merebut 95 medali emas. Sementara kontingen Indonesia harus puas di urutan ke-5 dengan 47 medali emas; inilah prestasi terburuk sepanjang sejarah keiikutsertaan Indonesia di ajang ini.

Dalam setiap pertandingan olahraga semua atlet pasti akan menunjukkan semangat yang tinggi. Tanpa semangat mustahil seorang atlet meraih prestasi yang maksimal. Jadi semangat adalah kunci utama dalam sebuah pertandingan. Orang yang bersemangat akan terlihat dari setiap tindakan dan juga tercermin dari mimik wajahnya, sebab suasana hati akan tercermin melalui pancaran wajah; berseri-seri, antusias dan enerjik. Beda sekali dengan orang yang tak punya semangat, ia pasti akan tampak lesu, ogah-ogahan, muram, dan tak ada gairah dalam melakukan segala sesuatu. Kalau kita ingin maju dan berhasil harus memiliki semangat dalam menjalankan hidup ini, sesulit apa pun ujian dan tantangan yang ada.

Semangat adalah sebuah keputusan iman ketika kita mampu melihat sisi positif atau kebaikan di balik setiap masalah. Itulah sebabnya semangat tidak mungkin kita temukan dalam diri orang yang suka mengeluh dan bersungut-sungut. Mengapa kita harus selalu semangat dalam menjalani hari-hari? Karena "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14). Ternyata, orang yang bersemangat akan mampu menanggung penderitaannya.

Jika menyadari bahwa kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia, maka sekecil apa pun tugas yang dipercayakan, baik itu pekerjaan dan juga pelayanan, kita akan mengerjakannya dengan semangat. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Kalau kita punya semangat, sebesar dan seberat apa pun masalah akan mampu kita hadapi.

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Filipi 4:13

Kamis, 05 November 2015

KEKUATAN DI TENGAH GEJOLAK DUNIA

KEKUATAN DI TENGAH GEJOLAK DUNIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2015

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub."  Mazmur 46:7-8

Coba perhatikan keadaan dunia saat ini... unpredictable!  Keadaan ekonomi, cuaca/iklim yang superekstrem dan sektor-sektor lain dalam kehidupan ini mudah sekali berubah dan tergoncang.  Ya, dunia memang sedang digoncang!  Tuhan berkata,  "...Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa,..."  (Hagai 2:7-8).  Bahkan apa yang disampaikan oleh pemazmur bahwa bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, saat ini benar-benar terjadi.

Dunia boleh saja bergejolak dan bergoncang,  "...sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya."  (Mazmur 46:3-4), namun sebagai orang percaya kita harus tetap memegang teguh janji firman Tuhan bahwa  "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).  Di tengah gejolak hidup seringkali kita melakukan tindakan  'tarik ulur'  dengan Tuhan:  suatu saat menyerahkan semua masalah kepada Tuhan, tapi begitu pertolongan Tuhan sepertinya berlambat kita pun menarik kembali semua masalah itu dan berusaha mengatasinya dengan kekuatan sendiri.  Akibatnya kita tetap saja hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.  Maka supaya kuat menghadapi gejolak dunia kita harus memperkokoh fondasi di setiap area kehidupan kita.  Fondasi itu adalah firman Tuhan.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).

Ketika seseorang tinggal di dalam firman-Nya ia seperti rumah yang dibangun di atas dasar yang teguh.  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu."  (Matius 7:24-25).

Inilah janji Tuhan Yesus:  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  Ibrani 13:5

Rabu, 04 November 2015

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2015

Baca: Mazmur 40:1-18

"Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!" Mazmur 40:18b

Dunia sudah sangat jelas tidak semakin baik. Hampir setiap hari kita dihadapkan pada peristiwa-peristiwa mengejutkan. Beberapa waktu lalu cuaca panas ekstrem melanda beberapa tempat di India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal. Belum lagi wabah MERS (Middle East Respiratory Sindrome) atau sindrom pernafasan Timur Tengah yang melanda Korea Selatan, yang bermula hanya dari satu orang sakit sesudah kembali dari kawasan Timur Tengah. Karena penyebaran virus MERS ini masyarakat dilanda kekuatiran yang berlebihan sehingga hal ini berdampak pada sejumlah bidang kehidupan, seperti pariwisata dan retail, karena warga Korea berusaha menghindar dari tempat-tempat umum, terutama pasar swalayan, karena takut tertular virus ini.

Keadaan dunia yang tidak menentu ini mau tidak mau memengaruhi kehidupan orang percaya, bahkan menimbulkan kekuatiran, meski firman Tuhan tidak pernah berhenti untuk memperingatkan agar kita tidak kuatir.. tapi faktanya kita tetap saja dilanda rasa kuatir. Sampai kapan pun hidup dalam kekuatiran sama sekali tidak mendatangkan kebaikan bagi kita. "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang," (Amsal 12:25). Ada yang perlu dikoreksi dalam hidup ini jika kita merasa sulit melepaskan diri dari belenggu kekuatiran; itu tandanya kita tidak tinggal di dalam firman Tuhan, padahal firman Tuhan penting sekali untuk menumbuhkan iman kita bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang bukan saja menyelamatkan hidup kita, tetapi Dia juga Tuhan yang sanggup memelihara kehidupan kita setiap hari, sebab iman itu timbul dan pendengaran akan firman Tuhan (baca Roma 10:17).

Jika kita mencintai firman-Nya dan merenungkan itu siang dan malam maka firman yang telah kita dengar dan baca akan tertanam di dalam hati dan memberi kekuatan untuk kita tidak terjebak dalam dosa kekuatiran. Tuhan berkata, "...firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11).

Kekuatiran adalah pertanda tidak mengimani janji-janji Tuhan. TRUST HIM!

Have a blessed day all.. God bless!! :)

Selasa, 03 November 2015

DOA YANG ALAMI TEROBOSAN

DOA YANG ALAMI TEROBOSAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 November 2015

Baca:  1 Samuel 1:1-28

"Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo." 1 Samuel 1:3

Ada sebuah contoh tentang orang yang tidak pernah jemu berdoa kepada Tuhan sampai beroleh jawaban:  ia adalah Hana, isteri Elkana, orang Lewi yang tinggal di daerah Efraim. Wanita ini menghadapi masalah yang sangat berat yaitu kandungannya tertutup alias mandul. Secara manusia dan juga menurut ilmu kedokteran seorang wanita yang mandul mustahil memiliki keturunan. Pada zaman itu kemandulan dianggap aib di kalangan wanita Israel.  Tak bisa dibayangkan betapa berat beban yang harus Hana tanggung.

Selain dipandang rendah oleh orang lain atau lingkungan sekitar, ia juga terus mendapatkan perlakuan kurang baik dari Penina, isteri lain dari Elkana, yang telah memiliki anak. "Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya." (ayat 6).  Penina memanfaatkan tiap kesempatan untuk selalu menyakiti hati Hana.  Lengkap sudah penderitaan yang harus dialami Hana! Jika kita perhatikan secara teliti dikatakan bahwa Tuhan telah menutup kandungan Hana, artinya kemandulan Hana disebutkan sebagai tindakan langsung dari Tuhan, karena Tuhan mempunyai rencana yang indah di balik masalah itu.  Dengan cara yang sama terkadang Tuhan menuntun kita pada situasi-situasi sulit, tidak ada jalan keluar, yang membuat kita kecewa dan merasa tidak sanggup menghadapinya supaya kita belajar bergantung penuh kepada Tuhan dan kehendak-Nya, sampai kepada satu titik di mana kita bisa berkata,  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28).

Meski menghadapi kemustahilan Hana tidak menyerah begitu saja kepada keadaan. Alkitab menyatakan bahwa dari tahun ke tahun Hana pergi ke bait suci di Silo untuk berdoa, menyembah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Kalimat dari tahun ke tahun menunjukkan kurun waktu yang tidak singkat. Dibutuhkan kegigihan, kesabaran, ketekunan dan iman yang kuat supaya kita bisa secara konsisten berdoa di segala situasi. Banyak orang gagal dalam ujian 'menunggu' ini sehingga akhirnya mereka menyerah di tengah jalan sebelum doanya beroleh jawaban. (Bersambung)


DOA YANG ALAMI TEROBOSAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2015

Baca:  1 Samuel 2:1-10

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur," 1 Samuel 2:8a

Firman Tuhan hari ini merupakan nyanyian nubuatan atas pembelaan Tuhan terhadap orang-orang yang tetap setia kepada-Nya. Segala sesuatu yang diijinkan terjadi dalam hidup Hana sungguh-sungguh mendatangkan kebaikan dalam hidupnya. Ia membawa pergumulan hidupnya yang berat kepada Tuhan yaitu ingin memiliki keturunan.  Ia berkeyakinan hanya Tuhan yang sanggup menolong. Walaupun terus dibuat sakit hati oleh Penina  (madunya) ia terus-menerus berdoa, dan perjuangan itu pun tidak sia-sia, Tuhan menjawab doanya. "Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: 'Aku telah memintanya dari pada TUHAN.'" (1 Samuel 1:20).

Hana mengalami terobosan di dalam doanya karena ia memiliki penyerahan diri secara penuh kepada Tuhan. Saat itu ia bernazar bahwa jika Tuhan mengabulkan permohonannya dengan memberi keturunan maka ia akan menyerahkan anak itu kepada Tuhan. Menyerahkan anak pertama bukanlah perkara mudah, apalagi anak tersebut adalah anak yang sangat ditunggu-tunggu, harta paling berharga dalam hidupnya;  tetapi Hana mau menyerahkan apa yang paling berharga dalam hidupnya kepada Tuhan, dan janji pun ditepatinya (baca  1 Samuel 1:28). Meski berada dalam situasi sulit Hana tetap beribadah kepada Tuhan dengan setia. Ada banyak orang Kristen, ketika doa-doanya belum dijawab Tuhan begitu mudahnya berubah sikap, tidak lagi setia beribadah, kendor dalam melayani Tuhan, bahkan berani meninggalkan Tuhan.

Ketekunan Hana membuahkan hasil, bahkan Tuhan memberkatinya dengan double portion, "...sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi." (ayat 21).  Sungguh benar apa yang dikatakan rasul Paulus,  "...dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Karena itu jangan pernah jemu berdoa. Berdoalah terus untuk masalah dan kebutuhan Saudara.

Ketika kita berseru-seru kepada Tuhan siang dan malam, Ia akan mengakhiri kesusahan dan penderitaan kita pada saat yang tepat, serta keadilan pasti ditegakkan-Nya!

Senin, 02 November 2015

JANGAN PERNAH JEMU BERDOA

JANGAN PERNAH JEMU BERDOA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 November 2015

Baca: Lukas 18:1-8

"Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Lukas 18:8

Apakah Saudara kehilangan semangat dan tidak berselera lagi menjalani aktivitas di pagi ini? Biasanya pada waktu pagi Saudara mengatur persembahan bagi Tuhan melalui saat teduh, mengapa pagi ini tidak Saudara lakukan? Jawabnya mungkin sudah jemu. Secara umum kata jemu berarti sudah tidak suka lagi karena terlalu sering dilakukan, bosan. Mengapa jemu? Mungkin karena doa-doa Saudara belum juga dijawab Tuhan hingga sekarang. Jawaban itu menyiratkan rasa frustasi dan putus asa karena merasa bahwa saat teduh yang selama ini dilakukan sepertinya tiada hasil. Benarkah demikian?

Sebagai pengikut Kristus sejati kita harus bertekun di dalam iman dan tidak pernah berhenti membangun persekutuan denganNya. Tuhan menghendaki agar kita berdoa dengan tidak jemu-jemu apa pun keadaannya. Mengapa? Karena doa adalah kekuatan kita yang dapat melindungi kita dari si jahat. Bila doa-doa Saudara belum beroleh jawaban jangan pernah menyerah dan putus asa; jangan pernah merasa jemu berdoa. Berdoalah terus-menerus sampai doa Saudara dijawab Tuhan, sebab ada tertulis: "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ayat 7). Doa yang tidak jemu-jemu adalah bukti bahwa kita punya iman. Jangan memberi celah kepada Iblis yang tidak pernah berhenti menghasut, melemahkan dan memprovokasi kita dengan hal-hal negatif. Jangan pula silau mata dengan tawaran-tawaran dunia yang menjanjikan pertolongan instan yang membuat kehidupan doa kita semakin berkurang. Belajarlah memahami bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Pemazmur menasihati, "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14).

Dalam pembacaan firman hari ini Tuhan memberikan contoh kegigihan seorang janda yang tidak pernah jemu datang kepada hakim yang lalim agar perkaranya dibela. Janda itu tidak pernah merasa malu atau sungkan, tetapi ia punya tekad yang sangat kuat.

Karena terus datang kepadanya hakim yang lalim itu pun akhirnya luluh hati dan membenarkan perkara janda itu!

Minggu, 01 November 2015

Yesus Hakim Yang Adil

YESUS HAKIM YANG ADIL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Oktober 2015

Baca:  Yohanes 5:19-30

"Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia."  Yohanes 5:22-23

Adakah keadilan di dunia ini?  Tidak.  Yang ada ialah keadilan direkayasa dan kebenaran diputarbalikkan.  banyak sekali kasus hukum yang berakhir dengan kemenangan di pihak orang bersalah yang punya uang dan kuasa, sementara orang yang tidak bersalah harus menelan pil kekecewaan sebagai pihak yang dipersalahkan karena tidak ada yang membela.  Di zaman sekarang ini sungguh tak terbantahkan bahwa uang dan pangkat seringkali menjadi penentu kebenaran dan keadilan manusia.

Selagi hidup mungkin kita bisa tertawa lebar dan bersukacita di atas penderitaan orang lain, tapi akan datang waktunya keadilan dan kebenaran benar-benar ditegakkan.  Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil, yang karena keadilan-Nya akan membalas setiap perbuatan manusia.  Setiap ketaatan dan ketidaktaatan pasti mendapatkan ganjaran.  Ketika mendengar kata penghakiman jangan pernah beranggapan hanya dosa-dosa berat saja yang akan dihakimi, tapi perkataan sia-sia pun tak luput.  Ia berkata,  "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  (Matius 12:36-37).
 Penghakiman atas seluruh manusia telah diserahkan Bapa kepada Putera-Nya, Yesus Kristus.  "Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya."  (Matius 13:41).  Saat itulah semua manusia akan terkejut dan sangat menyesal karena mereka akan melihat Yesus Kristus duduk di takhta penghakiman, karena selama hidup di dunia mereka menolak, membenci, menghujat dan tidak percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

"Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."  Yohanes 5:24