Kamis, 31 Desember 2015

Love Letter to my Prince

Good morning my lovely Prince.. just wanna say THANKYOU SO MUCH for every single thing that happened in my life this year.. 😊😉😘

ThankYOU for every pain, disappointing, and struggle that makes me stronger..

ThankYOU for every happiness, surprise, and miracle that make me realize that You are always there with me..

I'm so glad to know and to have such a wonderful Bestfriend, Brother, Lover, and God like You Jesus.. You always know how to touch my heart and make my heart smile..❤❤❤

I want to let go every pain and bad memories in 2015.. and i want to go forward with You again in 2016.. Let Your will be done in my life!

You are my Prince of peace and Lover of my soul.. i am TOTALLY YOURS!! Can't hardly wait to spend my next journey with YOU.. i love YOU! 😘❤💋

Your beloved,
Vinita

Rabu, 30 Desember 2015

YOSUA: Memilih Yang Benar

YOSUA: Memilih Yang Benar

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2015

Baca:  Yosua 24:14-28

"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"  Yosua 24:15b

Yosua masih berusia muda ketika keluar dari Mesir.  Ia adalah asisten pribadi Musa yang setia selama empat puluh tahun pengembaraan di padang gurun, dan termasuk dalam 12 orang yang ditugaskan Musa mengintai negeri Kanaan selama 40 hari  (baca  Bilangan 13).

Ia dan Kaleb adalah dua orang yang memberikan laporan hasil pengintaiannya secara positif.  Dari laporan tersebut terlihat bahwa Yosua adalah orang muda yang penuh iman.  Apapun iman itu timbul dari pendengaran firman  (baca  Roma 10:17).  Artinya iman di dalam diri Yosua terbentuk bukan secara kebetulan, atau terjadi secara instan, melainkan ada harga yang telah ia bayar yaitu melalui persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Karena memiliki hati yang takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sungguh ia pun dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa.  "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya."  (Ulangan 31:7).

Tuhan menghendaki kita pun membuat pilihan hidup yang benar seperti Yosua yaitu beribadah kepada Tuhan.  Definisi ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bukan sekedar melakukan kegiatan atau aktivitas gerejawi.  "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Ibadah sejati adalah hidup yang dipersembahkan kepada Allah.  "...kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."  (Roma 12:1).  Hidup yang dipersembahkan berarti:  di mana pun, kapan pun dan dalam situasi apa pun kita mau tunduk sepenuhnya dalam pimpinan Roh Tuhan;  yang kudus berarti kita mau dipisahkan dan dikhususkan untuk Tuhan.

Seseorang beribadah kepada Tuhan apabila hidup dalam ketaatan dan tidak berkompromi dengan dosa.

Kamis, 10 Desember 2015

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN?

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN? (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2015

Baca:  1 Petrus 5:1-11

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."  1 Petrus 5:2

Domba-domba yang tidak digembalakan kemungkinan besar tersesat dan hilang seperti bangsa Israel di zaman nabi Yeremia.  "Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya."  (Yeremia 50:6).  Daud juga mengalami hal serupa:  "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan."  (Mazmur 119:176).

Seperti domba yang tersesat dan tidak mempunyai gembala adalah gambaran kehidupan kita sebelum percaya kepada Kristus dan diselamatkan.  Kita hidup jauh dari kasih Kristus, berjalan menurut kehendak sendiri dan menyimpang dari kebenaran.  "...dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu."  (1 Petrus 2:25).  Mengingat domba yang tersesat rentan ancaman dan bahaya, maka mereka sangat membutuhkan kehadiran gembala.  Sebagaimana rasul Petrus mendapatkan mandat dari Tuhan untuk menggembalakan domba-domba, maka tugas ini pun menjadi tanggung jawab semua orang percaya tanpa terkecuali.  Pertanyaannya:  siapa saja kawanan domba yang harus digembalakan?  Pertama adalah gereja inti yaitu keluarga kita.  Suami, selaku kepala rumah tangga, bertanggung jawab penuh menggembalakan seluruh anggota keluarga  (isteri dan anak-anak).  Keluarga adalah domba-domba yang Tuhan percayakan kepada kita.  Karena itu suami harus mengasihi isteri dan anak-anaknya, mampu membimbing, menuntun serta membawa seluruh keluarganya untuk lebih mengasihi Tuhan dan bertumbuh di dalam iman melalui teladan hidup yang ia tunjukkan sehari-hari.  Menggembalakan berarti bertanggung jawab memelihara, memenuhi kebutuhan termasuk juga mendisiplinkan mereka.

Yang seringkali terjadi ada di antara kita yang tampak sibuk melayani domba-domba yang ada di luar sementara anggota keluarga sendiri diabaikan dan diterlantarkan.  (Bersambung)

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN? (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2015

Baca: Mazmur 78:70-72

"Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." Mazmur 78:72

Sebelum menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar Daud harus melewati proses ujian kesetiaan dalam perkara-perkara kecil trlebih dahulu. Misal ia harus menggembalakan kawanan domba milik ayahnya yang jumlahnya hanya 2-3 ekor banyaknya. Meski demikian Daud dengan setia dan penuh ketulusan mengerjakan tugas itu tanpa ada persungutan, omelan ataupun keluh kesah, sampai akhirnya Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya seperti yang ditulis oleh Asaf: "dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri." (Mazmur 78:70-71). Tuhan memilih Daud karena integritasnya sudah teruji sebagai gembala sehingga akhirnya ia layak memimpin umat Israel. Tuhan mencari orang-orang yang setia dan tulus hati, yang bersedia untuk menggembalakan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya.

Selain menggembalakan keluarga, Tuhan juga mengutus kita menggembalakan orang-orang terdekat:  kerabat, saudara seiman, sahabat, teman sekolah, teman kerja dan juga tetangga di lingkungan kita.  Karena itu, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita harus bisa menjadi berkat atau menjadi  'garam dan terang' bagi dunia ini. Jika ada saudara kita yang terjatuh, kita yang kuat harus siap menopangnya. "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;" (Ibrani 12:12).

Di masa-masa seperti sekarang ini ujian dan tantangan semakin besar, bisa berupa masalah, penderitaan, kesesakan, termasuk juga pengaruh tipu daya dunia ini (keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup), sehingga banyak anak Tuhan mengalami kejatuhan yang tadinya setia beribadah dan bersemangat melayani Tuhan sekarang kecewa, marah, mengalami kepahitan dan sebagainya karena mengalami masalah; mereka menjadi suam-suam kuku dan akhirnya terbawa oleh arus dunia ini. Apakah kita akan diam saja dan tidak berbuat sesuatu untuk menolong mereka?

Tuhan menghendaki kita memiliki hati gembala: memperhatikan dan menuntun mereka supaya kembali ke jalan Tuhan, sehingga tidak tersesat dan terhilang.

MENGGEMBALAKAN DOMBA-DOMBA

MENGGEMBALAKAN DOMBA-DOMBA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2015

Baca:  Yohanes 21:15-19

"Kata Yesus kepadanya: 'Gembalakanlah domba-domba-Ku.'"  Yohanes 21:15

Petrus, dikenal sebagai murid yang sangat dekat dan dikasihi Tuhan Yesus, tapi pernah gagal dalam pengiringannya kepada Tuhan karena telah menyangkal Tuhan sebanyak 3x.  Bahkan, peristiwa Petrus menyangkal Tuhan Yesus tercatat dalam ke-4 kitab Injil:  Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.  Penyangkalan yang dilakukan Petrus ini bisa disamakan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot.  Yang membedakan:  Petrus segera menyadari kesalahannya dan bertobat, sementara Yudas Iskariot tidak, sampai akhirnya ia harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis yaitu bunuh diri.

     Setelah sadar akan kesalahannya karena telah menyangkal-Nya sebanyak tiga kali, Tuhan Yesus pun menguji kesungguhan kasih Petrus.  Di tempat yang sama yaitu di tepi Danau Galilea, tempat Tuhan Yesus memanggil Petrus untuk menjadi murid-Nya saat sedang menebarkan jalanya,  "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."  (Matius 4:19), di situlah Tuhan Yesus kembali mengingatkan dan mempertanyakan seberapa besar kasih dan komitmen Petrus, sampai-sampai Tuhan mengulang pertanyaannya sebanyak tiga kali:  "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."  Setelah mendengar jawaban Petrus, untuk ketiga kalinya pula Tuhan berkata kepada Petrus,  "Gembalakanlah domba-domba-Ku."  Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan sudah mengampuni dan tidak lagi mengingat-ingat kesalahan Petrus di masa lalu.  Seperti kata pemazmur,  "sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."  (Mazmur 103:12).

     Suatu anugerah yang luar biasa jika Petrus beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu, dan kembali beroleh kepercayaan untuk melayani dan mengabdikan hidupnya bagi pekerjaan Tuhan.  Karena itu  "...Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."  (Matius 16:18).

Setiap orang percaya yang mengaku diri mengasihi Tuhan memiliki tugas dan tanggung jawab menggembalakan kawanan domba.

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2015

Baca: Yehezkiel 34:1-31

"Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH." Yehezkiel 34:31

Domba adalah jenis mamalia yang pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternak atau peliharaan oleh manusia. Karena sudah diternakkan domba tidak lagi hidup di alam liar, sehingga kelangsungan hidupnya sangat tergantung sepenuhnya kepada manusia. Beberapa ciri domba: memiliki pandangan yang baik, pendengaran yang baik, indera penciuman juga baik, peka terhadap kebisingan, tidak suka berada di daerah yang gelap, memiliki naluri kuat untuk hidup berkelompok, tidak bertanduk. Berbeda sekali dengan kebiasaan hidup kambing yang suka sekali jalan sendiri-sendiri  (individualistis), dan memiliki tanduk.

Di zaman sekarang ini dunia dipenuhi orang-orang yang maunya hanya didengar alias suka bicara (tidak mau menjadi pendengar yang baik), sulit sekali menerima pendapat, nasihat, apalagi teguran dari orang lain. Bahkan ketika mendengar firman yang keras dari hamba Tuhan mereka mudah sekali tersinggung, kecewa dan marah. Oleh karena itu Yakobus memperingatkan,  "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;" (Yakobus 1:19).

Sebagai domba-domba-Nya kita dituntut memiliki pandangan yang baik, sebab "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Mengapa kita harus memfungsikan 'mata' kita dengan baik? Karena apa yang kita pandang dan lihat memiliki pengaruh besar terhadap pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Begitu juga kita harus memiliki pendengaran yang baik, yaitu peka terhadap suara gembala kita. "...mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala." (Yohanes 10:16).  Bagaimana caranya? Dengan menyediakan banyak waktu bersekutu dengan Tuhan dan mendengar suara-Nya. "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4b). Semakin kita banyak mendengar firman Tuhan langkah hidup kita pun akan semakin terarah dan berkenan pada Tuhan. (Bersambung)

ORANG PERCAYA: Kawanan Domba-Nya (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2015

Baca: Yesaya 40:1-11

"Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati." Yesaya 40:11

Salah satu ciri domba adalah tidak suka berada di tempat gelap.  Sebagai domba-domba Tuhan kita telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (baca  1 Petrus 2:9). Karena itu kita harus hidup sebagai "...anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,...Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu." (Efesus 5:8b, 11).

Berbeda dengan kambing yang memiliki tanduk, domba tidak memiliki tanduk. Tanduk adalah cula dua yang tumbuh di kepala  (pada lembu, kerbau, kambing dan sebagainya). Ini berbicara tentang karakter. Tidak bertanduk menggambarkan karakter yang lemah lembut dan tidak mudah terpancing emosi. Dalam menyelesaikan masalah kita harus berkepala dingin dan  'tanduk'  kita tidak mudah keluar. Domba juga hidup berkelompok. Sebagai makhluk sosial kita pun tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain. Oleh karena itu  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Galatia 6:2), "...dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:3-4).

Salah satu tanda utama bahwa kita kawanan domba Tuhan adalah kita mengenal dan mendengarkan suara-Nya. "...Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku"  (Yohanes 10:14). Tuhan berkata, "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran."  (Hosea 6:6).

Jika kita rindu dituntun oleh Tuhan Yesus, Gembala yang baik, kita harus memiliki pengenalan yang benar akan Dia melalui persekutuan yang karib.  "Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku..." Yesaya 52:6

Senin, 07 Desember 2015

BUAH ROH



Bertentangan dengan perbuatan tabiat berdosa adalah gaya hidup tulus ikhlas yang disebut "buah Roh". Gaya hidup ini dihasilkan dalam anak-anak Allah sewaktu mereka mengizinkan Roh menuntun dan mempengaruhi hidup mereka sedemikian sehingga mereka membinasakan kuasa dosa, khususnya perbuatan tabiat berdosa, dan hidup dalam persekutuan dengan Allah

8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh , memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.


Kol 3:12-15


Galatia 5:22-23
Buah Roh meliputi:
  1. "Kasih" yaitu, memperhatikan dan mencari yang terbaik bagi orang lain tanpa alasan pamrih
  2. "Sukacita" yaitu, perasaan senang yang berlandaskan kasih, kasih karunia, berkat, janji, dan kehadiran Allah yang dimiliki orang yang percaya pada Kristus
  3. "Damai sejahtera" yaitu, ketenangan hati dan pikiran yang berlandaskan pengetahuan bahwa semua beres di antara orang percaya dengan Bapanya di sorga
  4. "Kesabaran" yaitu, ketabahan, panjang sabar, tidak mudah marah atau putus asa
  5. "Kemurahan" yaitu, tidak mau menyakiti orang lain atau menyebabkan penderitaan
  6. "Kebaikan" yaitu, bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci kejahatan; dapat terungkap dalam perbuatan baik atau dalam menegur dan memperbaiki kejahatan
  7. "Kesetiaan" yaitu, kesetiaan yang teguh dan kokoh terhadap orang yang telah dipersatukan dengan kita oleh janji, komitmen, sifat layak dipercayai dan kejujuran 
  8. "Kelemahlembutan" yaitu, pengekangan yang berpadu dengan kekuatan dan keberanian; menggambarkan seorang yang bisa marah pada saat diperlukan dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila itu diperlukan; mengenai kelembutan dalam Yesus, dalam diri Paulus, dan dalam Musa,
  9. "Penguasaan diri" yaitu, menguasai keinginan dan nafsu diri sendiri, termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan; juga kesucian 

Perkataan Paulus yang terakhir mengenai buah Roh menunjukkan bahwa gaya hidup seperti ini tidak dibatasi. Orang Kristen dapat, bahkan harus, mempraktikkan sifat-sifat baik ini berkali-kali; mereka tidak akan menemukan hukum yang melarang mereka hidup menurut prinsip-prinsip ini.
 
Tuhan Yesus akan terus proses kita sampai kesembilan rasa buah Roh itu ada di dalam hidup kita. Kalau ada hal yang berulangkali terjadi dalam hidup kita kemungkinan karena kita belum lulus di bagian itu. Minta Roh Kudus memampukan kita untuk menghasilkan 9 rasa buah Roh itu dalam kehidupan kita. Karena karunia Roh tanpa buah Roh hanya akan membuat kita menjadi batu sandungan. Karunia luar biasa tapi tidak ada kasih, tidak bisa setia atau berkomitmen, tidak bisa mengampuni, dan lain sebagainya hanya akan membuat Tuhan dipertanyakan dan dipermalukan yah.. karena manusia melihat yang kelihatan..

Mari kita terus semangat melatih iman dan membuang setiap kedagingan kita. Supaya Tuhan bisa bekerja dan berotoritas penuh atas hidup kita.

God bless!




TANGGUNG JAWAB GEMBALA

TANGGUNG JAWAB GEMBALA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2015

Baca: Yohanes 10:1-10

"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya." Yohanes 10:4

Di kalangan kaum Yahudi menggembalakan domba adalah pekerjaan yang sangat familiar. Pekerjaan ini tidak hanya dilakukan oleh pria, tapi wanita juga, termasuk anak-anak laki-laki maupun perempuan. Definisi umum kata gembala adalah orang yang membimbing, memelihara dan bertanggung jawab penuh atas kawanan domba atau kambing, termasuk melindunginya dari bahaya. Kawanan domba dibawanya ke padang rumput di pagi hari, dan pada malam harinya digiring kembali ke kandangnya. Dalam Alkitab gembala terbagi menjadi dua kelompok yaitu orang yang menggembalakan ternak dan orang yang mengasuh dan membina jiwa-jiwa.

Berbicara tentang gembala berarti berbicara tentang sebuah tanggung jawab. Adapun tanggung jawab gembala adalah menyediakan makanan bagi kawanan dombanya. Di zaman dahulu tugas memenuhi kebutuhan kawanan domba bukanlah perkara mudah. Gembala terkadang harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya untuk menuntun dan membawa domba-dombanya keluar dari kandang demi mendapatkan padang rumput. Gembala tidak mempedulikan teriknya panas matahari atau udara dingin yang menyengat di malam hari.

Selain memelihara domba-domba yang digembalakan gembala juga berperan sebagai penjaga dan pelindung dari segala ancaman dan marabahaya yang datang dari binatang buas atau orang-orang yang berniat jahat, seperti yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34b-36a). Di sepanjang perjalanan bisa saja terjadi hal-hal yang tak terduga: anak domba kakinya terkilir atau sakit karena tertusuk duri, maka gembala harus dengan sabar merawat, mengobati dan jika perlu menggendongnya.

"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a

Kamis, 26 November 2015

JEMAAT YANG BERTAHAN DAN TIDAK TERGONCANGKAN

Jemaat yang Bertahan dan Tidak Tergoncangkan 

Kumpulan Bahan Khotbah Kristen Terbaru

Pembacaan Firman: I Petrus 4:14-16

Banyak ditemui orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, namun ketika datang persoalan yang berat untuk diselesaikan seringkali ada yang mundur dari pengiringan kepada Tuhan. Pembacaan Alkitab ini mengatakan bahwa jika kita menderita maka kita harus berbahagia di hadapan Yesus. Apabila kita diperhadapkan dengan situasi yang sulit (dalam hal ini penderitaan) maka kita diingatkan untuk tetap bertahan dan tidak tergoyahkan dalam mengiring Tuhan.
benteng
sumber gambar pixabay.com
Ada 2 (dua) contoh tokoh dalam Alkitab yang tidak tergoncangkan imannya walaupun menghadapi tantangan yang berat, yaitu:

1.    Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (Daniel 3:18)

Mereka diperhadapkan dengan pilihan dan situasi yang sangat sulit yaitu diminta untuk menyembah patung/dewa buatan raja nebukadnezar. Situasi yang sangat sulit diantara hidup dan mati. Disinilah dapat kita lihat bahwa iman mereka tetap teguh bertahan untuk tidak menyembah patung sehingga mereka dapat pertolongan dari Allah dan tidak mati terbakar walaupun dimasukan  dalam dapur api. Kita dapat belajar dalam kesaksian ini bahwa untuk tetap bertahan dan tetap kuat dalam  penderitaan, tidak peduli dalam situasi sesulit apapun. Jangan pernah mudah mundur tetapi tetap bertahan dan terus maju dalam tantangan hidup selama kita masih berada di dalam dunia ini. Pada saat kita diperhadapkan dengan tantangan maka yang diperlukan adalah iman yang teguh. Satu hal yang kita imani bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sebagai rencana Tuhan adalah selalu ada rencana Tuhan yang indah yang telah disediakan Tuhan bagi kita. 

Daniel 3:24-26 Sadrakh, Mesakh, Abednego tetap melewati proses, tetapi pertolongan Tuhan berlaku atas mereka. Ketika kita tetap bertahan dalam menghadapi keadaan dan situasi yang sangat berat sekalitu, maka Tuhan akan memberikan pertolongan kepada kita tepat pada waktunya. Hal inilah yang harus kita imani sebab tidak ada satupun rencana Tuhan yang gagal dalam kehidupan kita. Kalau kita tetap bertahan maka janji Tuhan akan membuka jalan karena pencobaan-pencobaan yang kita alami saat ini tidak melebihi kekuatan kita (I Korintus 10:13). Saat ini kita diingatkan untuk tetap teguh dalam iman kita dan menyimpan baik-baik Firman Tuhan yang kita telah dengar sehingga tidak timbul keragu-raguan. Jangan mudah mundur dari hadapan Tuhan.

2.    Paulus (Filipi 1:21-22)

Paulus menghadapi tantangan yang begitu berat, akan tetapi Paulus tetap maju di dalam Tuhan. Apabila kita menghadapi tantangan dalam melayani Tuhan, maka kita diingatkan untuk tidak mundur. Kita harus meneladani sikap Paulus yang tidak mundur melayani Tuhan walaupun menghadapi beban persoalan yang begitu berat (II Korintus 23-28)

Apapun yang telah kita lakukan buat Tuhan, maka jerih lelah kita tidak akan sia-sia dan tidak akan dilupakan oleh Tuhan. Ketika kita dipercayakan untuk melayani Tuhan maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh (I Korintus 15:10), tetaplah teguh jangan goyah dan tetaplah giat dalam melayani Tuhan sebab jerih payah kita tidak sia-sia dalam melayani Tuhan (I Korintus 15:58)

Tuhan Memberkati

JALAN BUNTU

JALAN BUNTU (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 November 2015

Baca: Yesaya 51:1-23

"Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN." Yesaya 51:3b

Bagaimana reaksi Anda ketika sedang menempuh perjalanan jauh, di tengah terik matahari yang sangat menyengat dan melelahkan, tiba-tiba menemui jalan buntu, dalam arti yang sesungguhnya? Perasaan Anda pasti akan campur aduk: kecewa, marah, frustasi, kesal membaur jadi satu. Akhirnya tanpa sadar keluarlah dari mulut kita perkataan yang negatif sebagai reaksinya.  Dengan perasaan dongkol pun kita akan memutar balik langkah kita dan berusaha mencari jalan alternatif.

Bagaimana jika jalan buntu atau dead lock itu mengacu kepada tidak adanya jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi? Ketika menemui jalan buntu sebagian besar orang akan menyerah pada keadaan dan putus asa. Menghadapi jalan buntu juga pernah dialami oleh bangsa Israel ketika mereka dikejar-kejar oleh pasukan Firaun. "Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka..." (Keluaran 14:9), sementara di depan mata mereka terbentang laut Teberau. Secara manusia mustahil mereka akan terluput dari kejaran orang-orang Mesir ini. Ketika menghadapi jalan buntu umat Israel mengalami keputusasaan dan ketakutan luar bisa, lalu berseru-serulah mereka kepada Tuhan dan berkata kepada Musa, "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?" (Keluaran 14:11). Ketakutan adalah musuh dari iman! Semakin kita takut semakin lemahlah keadaan kita sehingga kita pun semakin tak punya kekuatan untuk melakukan sesuatu. Ketakutan adalah roh yang harus dilawan dan dikalahkan, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7).

Karena dihantui oleh rasa takut yang berlebihan akhirnya yang terbayang dan timbul didalam pikiran umat Israel adalah hal-hal negatif, bahkan kematian. Adakalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami situasi-situasi sulit dan menghadapi jalan buntu, "...supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:9). (Bersambung)

JALAN BUNTU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2015

Baca: Yesaya 51:1-23

"Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang?" Yesaya 51:10

Ketika mengikuti jalan-jalan Tuhan dan taat melakukan kehendak-Nya bukan berarti perjalanan hidup kita terus mulus dan lancar. Terkadang kita harus menghadapi lorong-lorong gelap, bahkan lembah kekelaman. Doa-doa kita serasa tak mampu menembus langit-langit kamar. Sepertinya semakin kita setia kepada Tuhan semakin kita dihadapkan pada masalah demi masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Dalam kondisi seperti ini mari kuatkan iman kepada Tuhan, jangan marah, kecewa dan menyalahkan Tuhan.  Berkatalah Musa kepada umat Israel, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya." (Keluaran 14:13).

Meski secara kasat mata umat Israel sedang diperhadapkan pada jalan buntu, Tuhan memerintahkan mereka untuk terus bergerak maju karena Tuhan tidak berkompromi dengan ketakutan. Kalimat berdirilah tetap artinya sesulit apa pun keadaan kita tetaplah berada di pihak Tuhan, tetap mengerjakan bagian kita yaitu percaya dan taat kepada Tuhan. Kata tetap berarti terus-menerus, tidak berubah. Tuhan tidak menghendaki kita menyerah di tengah jalan. Memang bukan perkara mudah, dibutuhkan iman untuk melakukan apa yang diinstruksikan Tuhan karena perintah Tuhan itu seringkali tidak masuk di akal. Tetapi jika kita mau taat dan melangkah dengan iman, kita akan melihat pembelaan Tuhan. Kita akan melihat kemuliaan, keselamatan dan kemenangan yang Tuhan sediakan bagi kita.

Inilah buktinya: ketika umat Israel taat, Tuhan pun bertindak. Dengan tangan-Nya yang penuh kuasa Tuhan menunggangbalikkan pasukan Firaun dengan kereka dan kudanya ke tengah-tengah laut.  "Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut." (Keluaran 14:30b).

Jangan menyerah pada keadaan, percayalah kepada Tuhan karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup  (baca  Yohanes 14:6);  di dalam Dia selalu ada jalan keluar, dan jalan-Nya selalu penuh keajaiban.

MENYANGKAL DIRI

Bacaan : Matius 13-18

yang diingetin tadi soal penyangkalan diri dan memikul salib (mat 16:24). kembali lagi saya diingatkan untuk terus belajar dan minta Roh Kudus bersihkan setiap kedagingan kita.. terus melatih roh kita supaya lebih berkuasa atas jiwa dan tubuh kita..

Diingatkan juga untuk terus merendahkan diri (mat 18:4). Semuanya dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan..

Saya pernah dapat ilustrasi soal botol kosong.. Tuhan bilang kita itu ibarat botol.. yang dibutuhin orang itu Airnya bukan botolnya.. yang bisa memuaskan dahaga mereka Airnya bukan botolnya.. Air itu Tuhan Yesus sendiri yaitu Air yang  hidup.. Tuhan perlu botol untuk membawa Air itu kepada orang yang membutuhkannya.. nah supaya Air di dalam botol kita murni isinya yaitu Air yang hidup (full Tuhan Yesus) berarti kita harus kosongin botol kita masing-masing yah.. kalo ga airnya akan bercampur, tidak murni lagi jadinya..

pengosongan botol itu balik lagi soal penyangkalan diri dan memikul salib kita yah.. kita harus terus minta Roh Kudus berotoritas atas hidup kita.. bantu kita untuk memotong dan membuang setiap karakter kita yang berlawanan dengan karakter Tuhan Yesus.. tidak semudah bicara memang perlu terus dilatih dan dipaksa tubuhnya supaya tunduk sama rohnya yah.. dan rasanya waktu melewati prosesnya itu  puji Tuhan "Enak" sekali.. Firman dan janji Tuhan yang jadi sumber kekuatan melewati proses itu..

Poin tiga diingatkan lagi mengenai memaafkan atau pengampunan (mat 18:21). 70x7 kali.. artinya harus terus memaafkan yah.. saya juga masih terus diproses juga untuk bagian ini.. rasanya juga haleluya "nikmatnya".. kuncinya TAAT aja deh.. lagi kesel-keselnya malah Tuhan suruh doain orang yang ngeselin.. puji Tuhan pas nurut hasilnya jadi membebaskan dan menolong diri kita sendiri yah..

God bless!!

KASIH

Bacaan : Matius 7-12

Mat 7:12 "segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi."

Ini ayat yang sering saya pakai untuk ingetin diri sendiri.. kalo lagi terintimidasi oleh orang lain, lagi sebel atau lagi dikecewain biar cepet redanya pake ayat ini..  kalau kita lagi bikin salah pasti maunya dimaafin kan yah jadi kalau orang lain buat salah kita juga harus maafin yah.. kalau kita ga mau dibohongin jangan bohongin.. kalau ga mau ditipu jangan menipu.. kalau kita ga suka dipinjam uangnya jangan suka minjem uang orang apalagi belaga lupa yah dan tidak mau bayar.. soalnya kita juga pasti ga mau digituin orang yah.. hehehe.. at least semuanya dimulai dari diri kita dulu yah, ga usah nunggu orang lain yang mulai dulu..

karena di ayat selanjutnya Matius 7:16 "dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik."

Jadi kita ini duta besarnya Kerajaan Surga yah.. kita mewakili atau merepresentasikan Tuhan Yesus.. so, kita harus sangat berhati-hati supaya kita tetep bisa menjaga nama baikNya yah.. MINIMAL banget kita ga jadi batu sandungan..maksimalnya hidup kita terus mempermuliakan Dia..

Satu ayat lagi dari Mat 12:7b "yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan."

Tuhan mau hidup kita penuh dengan belas kasihan kepada orang lain.. karena kalo kita baca di pasal sebelumnya Tuhan banyak banget nyembuhin orang, melepaskan yang kerasukan roh jahat, dan lain-lain itu dasarnya karena belas kasihan atau kasihNya yang besar.. balik lagi inti dari semuanya adalah KASIH.. Bapa kasih anakNya yang tunggal turun ke dunia karena KASIH. Tuhan Yesus rela disiksa, dipermalukan sampai mati diatas kayu salib, rela semuanya karena KASIH.

so, kalau kita bilang ada Tuhan Yesus di dalam hidup kita pastinya hidup kita juga ga jauh-jauh dari belas kasihan atau KASIH itu yah.. the easiest way to know if we are in the right path or not, just check apakah orang-orang disekitar kita ngerasain KASIH dari hidup kita or sebaliknya..

Thanks guys..  have a blessed day yah..

Rabu, 25 November 2015

BERJAGA-JAGALAH

Bacaan:  Matius 23 & 24

Di pasal 23 Tuhan banyak sekali ngomongin soal kemunafikan ahli taurat dan orang farisi.. biar hari-hari ini kita terus belajar untuk semakin murni di hadapan Tuhan yah.. melakukan semuanya karena CINTA yang bergelora kepada Tuhan.. mari kita buat hati Tuhan berbunga-bunga karena pujian dan penyembahan kita dan lewat kesaksian hidup kita nama Tuhan semakin dipermuliakan dan diagungkan..

Diingatkan juga untuk selalu berjaga-jaga "karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang."(mat 24:42). Hari-hari ini mau ga mau harus paksa diri kita untuk terus maju dan on fire yah.. karena si jahat akan terus coba buat kita mundur dan menjadi dingin.. karena itu kita harus bersiaga "kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Jadi berdirilah tegap,berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus," (Efesus 6:11, 14-19).

Tetap SEMANGAT temans dan terus cari perkenananNya..  dan bersiap untuk mengalami perjalanan yang ajaib dan luar biasa bersama Panglima kita Tuhan Yesus tercinta..

God bless!!

MERESPON DENGAN BENAR

Bacaan : Lukas 1

Diingatkan tadi di Lukas 1:37 "sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." AMEN!! Kita semua percaya yah segala sesuatu mungkin bagi Allah.

Langkah selanjutnya setelah kita percaya bahwa Dia sanggup melakukan segala sesuatu, apakah kita bersedia menyerahkan segala kehendak kita kepada Tuhan?di ayat selanjutnya kita baca Lukas 1:38a "kata Maria: "sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu".

Seringkali kita bilang kalau Tuhan itu luar biasa, tidak ada yang mustahil bagi Dia.. tapi saat Tuhan ijinin kita diproses, apalagi prosesnya cukup berat dan lama, kita mulai komplain, mulai nego, mulai bersungut-sungut, mulai ngambek, mulai kecewa, mulai kabur, sampai akhirnya 'menghilang' dari Tuhan.. apakah itu PERCAYA??

Saya diingatkan untuk belajar dari Maria ibu Yesus.. saat dia PERCAYA, selanjutnya dia menyerahkan kehendaknya kepada Tuhan.. alias biar kehendak Tuhan aja yang jadi dalam hidupnya.. ga cukup di mulut aja atau dari perkataan aja.. tapi harus ada HARGA yang dibayar selanjutnya.. Maria merelakan hubungannya dengan kekasihnya saat itu, karena sangat mungkin dia diputusin sama Yusuf kalau Yusuf tau Maria hamil.. Maria mempertaruhkan hubungannya dengan kekasih hatinya (sesuatu yang sangat berharga) sebagai bukti dia percaya kepada Allah.

Maria menyelesaikan bagiannya dengan sangat baik karena dia MERESPON DENGAN BENAR!! dia tidak melihat kepada masalah yang dia hadapi tapi dia sungguh menyerahkan seluruh kehendaknya kepada Allah. Saat melahirkan di kandang domba, kira-kira kalau kita jadi Maria kita akan bisa bersyukurkah?Maria ga komplain saat itu.. lalu saat melihat anaknya disiksa, dihina, difitnah, bahkan sampai mati diatas kayu salib, kira-kira bagaimana perasaannya Maria?pastinya udah berantakan banget perasaannya ga karuan yah.. tapi dia KUAT sampai akhir Yesus menyelesaikan kehendakNya Bapa diatas kayu salib. Maria ada disitu tanpa komplain atau kecewa kepada Tuhan..

karena Maria PERCAYA dan dia MERESPON DENGAN BENAR makanya dia bisa KUAT dan menyelesaikan kehendakNya Bapa bagi dia..

bagaimanakah merespon dengan benar itu?Meresponlah SEBALIKNYA  dari yang diharapkan musuh kita... contohnya disaat kita ingin dibuat kesal, respon kita harus SEBALIKNYA!! kita malah mengucap syukur, melepaskan berkat atas orang yang membuat kita kesal.. atau saat si jahat mau buat kita pahit hati atau kecewa, kita justru mendoakan dan melepaskan pengampunan atas orang tersebut dengan sepenuh hati. Atau saat kita disuruh menabur padahal hanya itu yang kita miliki saat itu, TAAT aja.. percayalah Dia Allah yang sungguh hidup dan nyata. DIA ALLAH pembela kita dan Tuhan selalu ada bersama dengan kita. setiap respon kita itu ada hitungannya, kalau kita mau prosesnya semakin cepat,  segeralah MERESPON DENGAN BENAR!!

PERCAYA & TAAT

Bacaan : Lukas 5

Lukas
5:4 "Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Diingatkan lagi soal PERCAYA & KETAATAN.. Petrus itu seorang nelayan yang tentunya jauh lebih mengerti dan berpengalaman mengenai menjala/menangkap ikan.. dia pasti lebih mengerti waktu yang baik untuk menjala ikan.. dan sudah semalaman dia mencoba menangkap ikan tapi tidak ada hasilnya..

Saat Tuhan Yesus meminta Petrus untuk menebarkan jala,  pastinya dalam pikiran dan hatinya Petrus sempat terlintas mana mungkin berhasil.. karena berdasarkan PENGETAHUAN & PENGALAMAN Petrus hal itu tidak mungkin berhasil.. terbukti di ayat 5,
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

Pastinya tidak mudah untuk Petrus mengikuti instruksi dari Tuhan Yesus saat itu..secara yang Tuhan suruh itu adalah bidang yang sangat Petrus kuasai.. seringkali kita juga ada di posisi yang sama dengan Petrus. Saat Tuhan kasih instruksi atau arahan kita ga bisa terima karena menurut PENGETAHUAN & PENGALAMAN kita itu ga akan berhasil.. ga masuk logika kita.. dan jadinya kita malah nego dan minta excuse sama Tuhan untuk tidak melakukannya..

Untungnya Petrus memilih TAAT saat itu.. sehingga hasilnya dia mengalami TEROBOSAN saat itu juga.. bagaimanakah dengan kita?marilah kita belajar dari Petrus untuk MERESPON DENGAN BENAR yaitu PERCAYA & TAAT kepada Tuhan Yesus

Hal lain yang diingatkan di ayat selanjutnya,  Lukas 5:6 "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam."

Saat Petrus mengalami TEROBOSAN dan mendapatkan berkat berlimpah-limpah,  dia MEMILIH untuk BERBAGI dengan orang lain. Petrus memanggil teman2nya untuk membantunya menampung ikan-ikan itu. Saya percaya kalau saja Petrus serakah dan mau menampung sendiri, jalanya sangat mungkin akan koyak dan ikan yang didapat tidak akan sebanyak yang seharusnya yah.. nah, mari belajar lagi dari Petrus yah, kita diberkati Tuhan untuk memberkati orang lain.. jangan takut untuk BERBAGI! Marilah kita belajar untuk MERESPON DENGAN BENAR!! SEMANGAT!!!

God always be with us!

KERENDAHAN HATI

Bacaan : Lukas 14

Lukas 14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,"

Lukas 14:10-11 "Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Hari ini diingatkan kembali mengenai KERENDAHAN HATI.. Betapa pentingnya hal itu untuk diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan kita yah.. karena teladan kita yang namanya TUHAN Yesus adalah pribadi yang sangat HUMBLE & LEMAH LEMBUT! Jadi kalau Tuhan Yesus hidup di dalam kita KERENDAHAN HATI & LEMAH LEMBUT tentunya akan terpancar keluar dari hidup kita yah..

Saat Tuhan ijinin proses untuk "habisin" PRIDE kita pastinya ga nyaman banget yah.. ada aja orang yang ngerendahin kita lah.. menyepelekan kita lah.. tidak anggep apa pun yang kita lakukan lah.. pokoknya rasanya pasti kita pengen protes dan membela diri yah.. tapi balik lagi kita harus ikutin teladan kita yaitu TUHAN Yesus.. saat Dia dihina, diludahin, difitnah, bahkan disesah, dicambuk, disiksa sampai mati diatas kayu salib untuk dosa yang Dia tidak lakukan, gimana reaksinya?

Mari kita kembali belajar sama Tuhan Yesus untuk tetap RENDAH HATI.

Matius 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Have a blessed night all.. God bless!!

Selasa, 24 November 2015

PILIHAN YANG TERBAIK

Kumpulan Bahan Khotbah Kristen Terbaru
Monday, November 23, 2015

Pilihan yang Terbaik

Pembacaan Firman: Lukas 10:38-42

Maria dalam pembacaan Alkitab ini mengambil posisi dekat dengan Tuhan sedangkan Marta memilih jauh dari Tuhan. Pilihan apa yang kita akan ambil ? pilihan hari ini akan menjadi penentu dari hasil yang akan kita raih di kemudian hari. Masa-masa ini tentu saja kita memasuki pertandingan yang sangat berat membuat pilhan kita saat ini begitu menentukan. Pilihan Maria sekali lagi adalah duduk dekat di kaki Tuhan.

Kata “duduk” pada pembacaan ini dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “parakathizo”, Ibrani “takah”, Inggris “To sit down near” yang artinya duduk dekat dan mendengar. Dalam ayat 42 “tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. “ Maria memilih bagian yang terbaik yaitu duduk di dekat kaki Tuhan, ini adalah pilihan terbaik. Bagi pandangan Tuhan Yesus, duduk dekat Tuhan adalah pilihan yang terbaik. Pilihlah seperti apa yang dilakukan Maria yaitu duduk dekat dengan Tuhan dan mendengarkanNya. Pertanyaannya sekarang maukah kita melakukan seperti yang dilakukan Maria? Pilihan ada di tangan kita saat ini.

Yosua 24:15 “Tetapi jika kamu anggap tidak baik beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa engkau akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” Ini adalah pilihan dari Yosua yang menurut Tuhan memilih bagian yang tidak akan diambil darinya. Dalam Ulangan 33:3 “Sungguh Ia mengasihi umatNya; semua orangNya yang kudus didalam tanganMulah mereka, pada kaki Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari FirmanMu.

Orang yang mengasihi Tuhan adalah mereka yang duduk di kaki Tuhan untuk menangkap sesuatu, yaitu Firman Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan senang untuk sujud dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Contoh yang dapat kita lihat jika kita memilih yang baik yaitu dalam Yosua 6:6-7 Yosua sujud dan berdoa dihadapan Allah dan pada ayat 10 dikatakan Tuhan datang dengan lawatan yang luar biasa.

Doa adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak beres. Doa merupakan penyelesaian dari segala permasalahan dan persoalan orang percaya, ketika kita datang duduk dikaki Tuhan dan berdoa dengan kesungguhan hati, maka jawaban akan kita terima. Hasil dari doa dapat kita lihat dalam Yosua 8, yaitu Yosua meraih kemenangan. Selalu saja ada pergumulan dan persoalan yang akan kita hadapi, akan tetapi kita harus mengambil sikap seperti Yosua yaitu memilih duduk diam di kaki Tuhan dengan merendahkan diri dan berdoa sehingga meraih kemenangan. Mazmur 60:12 “Dengan Allah kita lakukan perbuatan yang gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita. Yosua pernah merasakan kekecewaan akan tetapi Yosua memilih hal yang terbaik yaitu datang kepada Tuhan dengan menyelesaikan apa yang tidak beres sehingga Yosua mengalami pemulihan. II Raja-raja 6:17-18 Doa Elisa, Elisa tidak melihat apa yang disampaikan bujangnya tetapi Elisa memilih mendengarkan Tuhan dengan Elisa berdoa kepada Tuhan sehingga Elisa meraih keberhasilan.

Doa biarlah menjadi bagian hidup kita sehingga kita dapat mengalami pengalaman seperti Yosua dan Elisa. Doa adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan persoalan kita. Doa adalah kunci untuk meraih kemenangan yang gilang gemilang asalkan kita memilih bagian yang terbaik yaitu duduk di kaki Tuhan.

Tuhan Memberkati

DIHAJAR UNTUK DIPULIHKAN

DIHAJAR UNTUK DIPULIHKAN 
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 November 2015 

Baca: Yesaya 60:1-22 

"sebab dalam murka-Ku Aku telah menghajar engkau, namun Aku telah berkenan untuk mengasihani engkau." Yesaya 60:10 

Mendengar kata hajaran pasti terbayang di benak kita suatu pukulan bertubi-tubi untuk melampiaskan amarah yang sedang memuncak, yang menimbulkan rasa sakit mendalam. Tindakan menghajar ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menaruh dendam atau kebencian terhadap orang lain. 

Dalam kekristenan tidaklah demikian. Hajaran yang dilakukan Tuhan terhadap anak-anak-Nya bukanlah karena Ia tidak mengasihi kita, justru sebaliknya ini adalah bagian dari kasih-Nya. "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:6). Tuhan menghajar kita bukanlah untuk melampiaskan amarah dan kebencian-Nya kepada kita, tetapi dengan maksud dan tujuan supaya kita memiliki kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat. Tuhan mengasihi kita apa adanya, namun Ia tidak akan membiarkan kita tetap dalam keadaan yang 'apa adanya'; karena itu Ia akan memroses dan membentuk kita sampai kita menghasilkan buah-buah terbaik. 

 Emas murni selalu dihasilkan dari pemurnian dalam api yang memakan waktu cukup lama sampai semua kotoran dan ketidakmurnian yang terkandung di dalam logam itu terbakar habis. Bagaimana perajin emas tahu bahwa kotoran di dalam emas habis terbakar? Ialah ketika ia bisa melihat bayangan dirinya sendiri pada emas yang sedang dileburnya itu.. Hajaran Tuhan terhadap anak-anak-Nya hanyalah untuk memurnikan kita "...sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu." (Galatia 4:19). 

Berapa lama Tuhan menghajar kita?Sampai maksud dan tujuan-Nya tercapai, serta tergantung kerelaan hati kita untuk dibentuk Tuhan. Semakin memberontak semakin lama proses yang harus kita jalani, seperti bangsa Israel yang harus mengalami hajaran Tuhan 40 tahun di padang gurun karena tegar tengkuk. "Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu," (Mazmur 94:12). Tuhan menghajar kita dengan tujuan untuk pemulihan, seperti "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi." (Mazmur 126:1). 

Hajaran Tuhan selalu mendatangkan kebaikan bagi kita! God bless!!

Kamis, 19 November 2015

BERKAT TUHAN SECARA MATERI

BERKAT TUHAN SECARA MATERI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2015

Baca: Mazmur 67:1-8

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya," Mazmur 67:2

Jika diajukan satu pertanyaan kepada orang percaya: "Apa tema khotbah yang paling disukai dan ditunggu-tunggu?" Hampir semua orang akan menjawab: berkat, kesuksesan atau keberhasilan. Ketika hal inilah yang selalu menjadi topik utama dalam setiap perbincangan di antara orang percaya. Adakah di antara kita yang menolak berkat dari Tuhan dengan berkata, "Stop Tuhan...Jangan memberkati aku terus-menerus, ini sudah lebih dari cukup."? Namun yang sering kita katakan, "Berkat Tuhan kok cuma segini doang?" Kita protes dan komplain kepada Tuhan karena merasa belum diberkati jika keadaan kita tetap saja tidak ada peningkatan. Kita berkata demikian karena kita menilai dan mengukur berkat Tuhan semata-mata berdasarkan besarnya materi atau kekayaan.

Sesungguhnya berkat utama dan terbesar bagi orang percaya adalah pengampunan dosa dan keselamatan, sementara berkat materi atau kekayaan hanyalah 'bonus' yang diberikan Tuhan bagi orang percaya, sehingga "...engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu." (Yesaya 60:5). Tuhan memberkati umat-Nya dengan kelimpahan materi bukan tanpa maksud. Ini adalah bagian dari cara Tuhan memulihkan keadaan umat-Nya supaya dapat hidup selayaknya sebagai anak-anak Raja dan menjadi kesaksian bagi dunia; artinya berkat tersebut bukan hanya untuk diri sendiri, tapi harus menjadi saluran berkat bagi jiwa-jiwa.

 "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2), dan juga untuk mendukung pekerjaan Tuhan di muka bumi ini, sebab untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit. Belajarlah dari jemaat Makedonia. Meski keadaan mereka tidak berlebih tapi hati mereka terbeban untuk mendukung pelayanan penginjilan, bahkan "Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan." (2 Korintus 8:5a).

"supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." Mazmur 67:3

Rabu, 18 November 2015

HIDUP BERUBAH: Melupakan Masa Lalu

HIDUP BERUBAH: Melupakan Masa Lalu 

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2015 

Baca: Filipi 3:1b-16 

"Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus," Filipi 3:8b 

Rasul Paulus menegaskan, "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17), artinya kita harus menanggalkan manusia lama dan hidup sebagai manusia yang baru. Salah satu upaya menanggalkan manusia lama adalah melupakan masa lalu seperti yang dilakukan rasul Paulus ini, "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," (Filipi 3:13). 

Masa lalu sudah berlalu dan tak mungkin terulang kembali karena waktu terus berjalan maju. Ada sebagian orang yang membangga-banggakan masa lalu karena diwarnai prestasi dan kejayaan. Tetapi ada pula yang sulit sekali melupakan masa lalu karena penuh kegagalan atau hal-hal yang menyayat hati sehingga menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Jika kita terus dibayang-bayangi oleh masa lalu sampai kapan pun kita tidak akan pernah move on. Sejak berjumpa Kristus Paulus mengalami perubahan hidup sehingga bisa berkata bahwa masa lalu atau segala sesuatu yang telah ia raih di luar Kristus tak lebih dari sampah yang tidak berguna, "...apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." (Filipi 3:7-8a). 

Hidup kita pun akan berubah jika kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan mengalami jamahan tangan Tuhan, sebab jamahan-Nya selalu membawa perubahan, pemulihan, kesembuhan dan mujizat. Paulus, yang dulunya adalah penganiaya jemaat, kini mengabdikan seluruh hidupnya bagi Kristus dan rela mati bagi Dia. Supaya dapat mengalami perubahan hidup yang sesungguhnya kita harus turut disalibkan bersama Kristus, memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, punya tekad kuat untuk meninggalkan masa lalu atau kehidupan lama. Jika kita sudah meninggalkan kehidupan lama jangan menoleh ke belakang lagi seperti isteri Lot, yang akhirnya menjadi tiang garam (baca Kejadian 19:26). 

"...aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Galatia 2:20a. Inilah arti perubahan hidup.

Selasa, 17 November 2015

CEPAT BERUBAH SIKAP

CEPAT BERUBAH SIKAP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2015

Baca: Keluaran 15:1-21

"Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur," Keluaran 15:11

Banyak orang Kristen beranggapan bahwa setelah mengikut Tuhan semua masalah, penderitaan, kesusahan, pencobaan, kesukaran, tantangan dan sebagainya pasti berlalu dan tidak ada lagi, sehingga ketika kembali dihadapkan pada situasi-situasi yang sulit mereka pun tidak siap; dampaknya bisa langsung ditebak: bersungut-sungut, mengomel, menyalahkan Tuhan dan akhirnya memberontak kepada Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).

Bangsa Israel mengalami hal yang serupa: mengalami mujizat dan pertolongan Tuhan yang ajaib. "Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu." (Keluaran 15:4-5). Karena memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang mereka pun bersorak-sorai penuh sukacita memuliakan Tuhan. "TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya." (Keluaran 15:2-3). Mereka berpikir sisa perjalanan menuju Kanaan mulus tanpa aral. Namun setelah menempuh perjalanan ke padang gurun Syur tiga hari lamanya mereka tidak mendapatkan air sehingga kehausan, bahkan sampai di Mara mereka mendapati air yang rasanya pahit.

Bagaimana sikap bangsa Israel?Apakah tetap bisa memuji-muji Tuhan? Tidak! Dengan secepat kilat sikap mereka berubah!  Mereka kembali bersungut-sungut, mengeluh dan kecewa.  Mereka tidak bisa menerima keadaan itu.

Ketika masalah kembali terjadi kita seringkali begitu mudah melupakan kebesaran kuasa Tuhan!

TINDAKAN IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT

TINDAKAN IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2015

Baca: Keluaran 15:22-27

"Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis." Keluaran 15:25

Hal pertama yang dilakukan umat Israel ketika mereka mendapati air di Mara pahit rasanya dan tidak dapat diminum adalah mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut. Begitu pula yang diperbuat banyak orang Kristen ketika merasakan hal-hal pahit dalam hidupnya (kehancuran rumah tangga, kegagalan studi, bisnis yang pailit dan sebagainya) langsung mengeluh, menggerutu, mengomel, bersungut-sungut, marah dan mencari kambing hitam. Langkah mereka terus dibayang-bayangi kegagalan dan kehancuran karena terus membesar-besarkan masalah yang ada, sehingga mereka tidak bisa melihat sisi positif setiap peristiwa yang terjadi.

Berbeda yang dilakukan Musa. Ketika menghadapi masalah ia tahu apa yang harus diperbuatanya: "Musa berseru-seru kepada TUHAN," (ayat 25). Dalam Mazmur 50:15 dikatakan, "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Tuhan pun menjawab seruan Musa dengan memberikan jalan keluar untuk masalahnya dengan menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Tanpa menunggu lama, Musa "...melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis." Untuk melihat dan mengalami perkara-perkara ajaib dari Tuhan perlu sekali kita berdoa dengan iman dan mempraktekkan iman tersebut dengan perbuatan yang nyata, sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Jadi iman selalu bekerjasama dengan perbuatan!

Dalam menghadapi masalah apa pun berhentilah bersungut-sungut! Berdoalah kepada Tuhan dan bertindaklah dengan iman. Adalah sia-sia kita berkata memiliki iman jika perbuatan kita sendiri tidak menunjukkan iman. Tindakan melemparkan kayu ke dalam air adalah perwujudan iman. Kalau tidak punya iman mana mungkin Musa mau melakukannya, bukankah yang dilempar itu hanya kayu biasa? Tapi karena Tuhan yang menyediakan, Musa pun peka apa yang menjadi maksud Tuhan. Ini berbicara tentang ketaatan. Setiap ketaatan selalu mendatangkan berkat dan mujizat! Air yang pahit berubah menjadi manis. Kayu itu tidak berkuasa mengubah air yang pahit menjadi manis, tetapi tindakan iman Musa dan campur tangan Tuhan itulah yang menghasilkan mujizat.

Iman adalah pintu gerbang menuju karya adikodrati Ilahi dinyatakan.

Senin, 16 November 2015

JANGAN REMEHKAN

JANGAN REMEHKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2015 

Baca: Markus 6:1-6a "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?...Lalu mereka kecewa dan menolak Dia." Markus 6:3 

Adalah sifat manusia selalu memandang dan menilai segala sesuatu dari sisi luarnya saja, karena itu mereka menghormati dan menghargai sesamanya berdasarkan status sosial. Sementara orang yang tampak biasa cenderung diremehkan dan disepelekan. Hal ini juga dialami Yesus, Putera Allah yang datang dari sorga ke dunia dalam wujud sebagai manusia biasa dan menjadi saudara dari orang biasa, Ia pun dipandang rendah. Yesus dinilai tak lebih dari anak tukang kayu, suatu profesi yang tidak terpandang di mata manusia. 

Janganlah sekali-kali kita meremehkan atau memandang rendah orang lain yang secara kasat mata tampak sederhana dan tak punya keistimewaan apa-apa seperti yang diperbuat orang-orang Nazaret yang menghina Yesus, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?" (ayat 2). Bukankah banyak orang Kristen berlaku demikian? Memilih-milih pembicara saat datang beribadah. Bila yang berkotbah hamba Tuhan terkenal dan tampak perlente kita begitu menghormati, mengagumi dan mengidolakannya. Tetapi ketika yang berkotbah hamba Tuhan sederhana, kurang terkenal, biasa dan tidak ada istimewanya menurut pemandangan kita, kita pun kurang menghargai dan menyepelekan dia. Bila yang kita cari dan kagumi adalah manusia suatu saat kita pasti kecewa, karena manusia bisa bisa saja menipu dan mengenakan 'topeng'. Manusia yang dari luar tampak hebat dan luar biasa belum tentu hidupnya dikenan oleh Tuhan. 

Samuel pun memiliki penilaian yang salah ketika diutus Tuhan untuk memilih salah satu anak Isai untuk diurapi menjadi raja. Begitu melihat Eliab, yang fisiknya gagah perkasa, ia pun berpikir, "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (1 Samuel 16:6). Namun justru Daudlah, anak bungsu Isai yang pekerjaannya sebagai penggembala domba dan sangat sederhana, yang dipilih Tuhan menjadi raja, karena Daud memiliki kehidupan yang berkenan di hati Tuhan. 

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 1 Samuel 16:7b